Suara.com - Klaim Tingkat Kematian Virus Corona Tidak Besar, Profesor Tuai Kontroversi
Seorang profesor asal Stanford University, Jay Bhattacharya, menuai kontroversi. Sebab, ia menyebut tingkat kematian virus Corona Covid-19 yang menjadi pandemi sekarang tidaklah sebesar pemberitaan yang ada.
"Per kasus, saya tidak berpikir itu sama mematikannya dengan yang dipikirkan orang," kata Bhattacharya kepada pembawa acara Tucker Carlson seperti dilansir dari Fox News, Rabu (15/4/2020).
"Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa awalnya (angka kematian) 3,4 persen, sangat kecil kemungkinannya mendekati jumlah itu. Tapi sangat mungkin, hampir sama dengan tingkat kematian yang diakibatkan flu," tambahnya.
Baca Juga: Jika Tak Ada Tindakan Tegas, Kematian Covid-19 Jepang Bisa Capai 400 Ribu
Namun yang menjadi masalahnya tentu saja bahwa vaksin belum ditemukan, kata Bhattacharya. Oleh sebab itu, pandemi Covid-19 lebih mematikan daripada flu.
Ia memperkirakan, penelitian yang akan datang akan memberikan para ilmuwan dan profesional kesehatan sebuah pemahaman yang jauh lebih akurat tentang seberapa luas pandemi terjadi.
"Banyak kasus virus yang belum kami identifikasi dengan rejimen pengujian yang kami miliki di seluruh dunia," katanya.
"Saya pikir kita menyadari, berarti bahwa angka kematian sebenarnya lebih rendah daripada yang disadari oleh orang," tambahnya.
Bhattacharya mengatakan kepada Carlson bahwa dia tidak terlalu takut terhadap virus corona ketika dia memulai penelitiannya. Dia berharap bisa membantu orang Amerika mengatasi ketakutan mereka terhadap virus corona.
Baca Juga: Melonjak Drastis, Kematian karena Virus Corona di New York Tembus 10 Ribu!
"Kita akan bisa benar-benar memadamkan rasa takut yang ada di luar sana," kata Bhattacharya.