Suara.com - Peristiwa traumatis yang dalam istilah psikologis adalah insiden yang membuat seseorang yakin dirinya dalam bahaya cedera serius atau kehilangan nyawa.
Menurut ilmuwan peneliti di Harvard T.H. Chan School of Public Health, Andrea Roberts, peristiwa traumatis dapat memicu reaksi emosional, bahkan fisik, yang dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap sejumlah kondisi kesehatan, termasuk serangan jantung, stroke, obesitas, diabetes, dan kanker.
Berdasarkan laporan di Health.harvard.edu, risiko seseorang terkena masalah kesehatan mental dan fisik dari trauma masa lalu meningkat seiring dengan jumlah kejadian yang dialami.
Sebagai contoh, risiko Anda untuk masalah jauh lebih tinggi jika Anda memiliki tiga atau lebih pengalaman negatif, yang disebut pengalaman buruk pada masa kanak-kanak atau adverse childhood experience (ACE).
Baca Juga: Hati-hati, Trauma Masa Kecil Berisiko HIV Saat Dewasa, Kok Bisa?
Peristiwa traumatis yang dimaksud misalnya penganiayaan fisik, pelecehan seksual dan emosional, pengabaian fisik dan emosional, menyaksikan KDRT, penyalahgunaan zat dalam rumah tangga hingga perceraian orangtua.
Para ahli percaya bahwa sebenarnya ada efek biologis langsung yang terjadi ketika tubuh mengalami stres ekstrem.
Ketika seseorang mengalami sesuatu yang memicu kecemasan, respon stres akan aktif. Tubuh menghasilkan lebih banyak adrenalin, jantung berdetak kencang dan tubuh akan 'memancing' untuk bereaksi.
"Seseorang yang pernah mengalami trauma mungkin memiliki lonjakan adrenalin yang lebih kuat dan mengalaminya lebih sering daripada seseorang yang tidak memiliki riwayat yang sama," tutur Roberts.
Stres kronis dapat meningkatkan peradangan di dalam tubuh, dan peradangan telah dikaitkan dengan berbagai penyakit, termasuk penyakit kardiovaskular dan penyakit autoimun.
Baca Juga: Trauma Akibat Covid-19, Tenaga Medis Bisa Alami PTSD
Trauma awal mengganggu sistem inflamasi yang dapat menyebabkan masalah jangka panjang dalam sistem ini dan masalah kesehatan kronis yang dipicu oleh peradangan yang konstan. Biasanya semakin banyak trauma yang dialami, semakin buruk kesehatan orang itu.