Peneliti Prediksi Social Distancing Akan Dilakukan Sampai 2022, Kenapa?

Rabu, 15 April 2020 | 15:37 WIB
Peneliti Prediksi Social Distancing Akan Dilakukan Sampai 2022, Kenapa?
Ilustrasi social distancing. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peneliti Prediksi Social Distancing Akan Dilakukan Sampai 2022, Kenapa?

Ketentuan jaga jarak sosial atau social distancing dalam pencegahan pandemi Covid-19 diprediksi akan dilakukan di Amerika Serikat hingga tahun 2022.

Para peneliti dari T.H. Harvard Chan School of Public Health menuliskan prediksi tersebut dalam jurnal Science. Mereka melakukan simulasi di komputer bagaimana virus dapat menyebar selama lima tahun ke depan.

Hal-hal yang diperhatikan seperti apakah virus itu musiman, berapa lama kekebalannya akan bertahan untuk pasien yang pulih, dan intensitas juga waktu tindakan pengendalian.

Baca Juga: Tetap Bisa Mesra, Ini Ide Kencan Saat Jaga Jarak Cegah Corona Sesuai Zodiak

Seperti dilaporkan laman New York Post, para peneliti mengatakan bahwa dengan meningkatnya jumlah kasus di seluruh dunia tidak mungkin virus akan menghilang dalam waktu cepat.

Social distancing mungkin tetap diperlukan dari waktu ke waktu untuk mengurangi beban di rumah sakit jika virus tetap ada, kata laporan itu.

"Namun mengingat kapasitas perawatan terbatas saat ini, durasi epidemi SARS-CoV-2 dapat bertahan hingga 2022. Juga membutuhkan langkah-langkah jarak sosial," kata para peneliti.

Ilustrasi social distancing (Shutterstock)
Ilustrasi social distancing (Shutterstock)

Para peneliti menemukan bahwa jarak sosial yang ketat sebenarnya bisa memperlambat penyebaran virus.

"Jarak sosial sangat efektif," tulis para peneliti.

Baca Juga: Tegakkan Social Distancing, Polisi Bersenjata Usir Pelayat di Pemakaman

Ada kebangkitan penyebaran virus ketika langkah-langkah kontrol dilonggarkan. Namun para peneliti memahami bahwa pembatasan jarak sosial sangat mempengaruhi beban ekonomi.

"Tetapi kami mencatat potensi beban pada sistem perawatan kesehatan jika jarak tersebut kurang efektif dan, atau tidak dipertahankan cukup lama," tulis para peneliti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI