Suara.com - Didominasi Perempuan, Ini yang Dibutuhkan Tenaga Medis Selain APD.
Kebutuhan bagi perawat, khususnya perempuan, dalam menjalankan tugasnya seringkali diabaikan.
Padahal Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mencatat bahwa tenaga kesehatan secara global didominasi oleh perempuan.
Data WHO pada 2019, 70 persen keseluruhan tenaga kesehatan di dunia merupakan perempuan. Di Asia Tenggara mayoritas tenaga kesehatan juga perempuan, yakni sekitar 79 persen. Sementara dokter di Asia Tenggara 60 persen juga perempuan.
Baca Juga: 5 Terpopuler: Menkes Terawan Disorot Warganet hingga Viral Masker Penis
"Jadi memang dominan perempuan baik di seluruh negeri juga di Asia Tenggara," kata Dokter dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dr. Teza Farida dalam media briefing siaran online dengan koalisi Pekad, Selasa (14/4/2020).
Sayangnya, keterbatasan alat pelindung diri (APD) menjadi masalah pertama yang dialami tim medis, termasuk di Indonesia, sehingga, menempatkan tenaga kesehatan perempuan menjadi yang paling berisiko terinfeksi virus corona.
Di samping itu, Teza mengatakan bahwa pemerintah juga perlu memperhatikan kebutuhan spesifik tenaga kesehatan perempuan. Hal ini menurut dia juga masih sering diabaikan.
"Kebutuhan spesifik seperti menstrual hygiene atau kebutuhan kebersihan lainnya. Kebutuhan psikis bagi tenaga kesehatan," ucapnya.
Bukan hanya langka, APD juga dijual dengan harga yang terlalu mahal. Teza mengungkapkan, tak sedikit tenaga kesehatan harus membeli APD dengan uang sendiri lantaran fasilitas kesehatan tidak menyediakan.
Baca Juga: Hits: Viral Tas dari Tulang Manusia, Ini Wujud Mengagumkan 'Ratu Kegelapan'
"Mereka harus beli sendiri misal apron yang harganya sekali pemakaian satu sampai Rp 2 juta. Gaun lengkap APD bisa Rp 4 jutaan. Kadang mereka keluarkan uang untuk diri sendiri karena tidak tersedia sarana yang memadai," tuturnya.
Dampak lain yang terjadi akibat kelangkaan APD, menurut Teza, membuat tenaga kesehatan tidak berani memberikan layanan secara langsung di tempat praktik. Sehingga layanan konsultasi kesehatan hanya dilakukan melalui online.