"Beberapa pasien juga bisa bersih dari infeksi pertama namun bisa mengalami infeksi bakteri sekunder," imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut, CDC AS berkata telah mencoba membuat tes untuk mendeteksi adanya antibodi virus corona untuk menentukan apakah seseorang tersebut kebal terhadap penyakit itu.
Meski begitu, masih belum jelas apakah tes tersebut bisa mengidentifikasi mereka yang kebal terhadap infeksi ulang, menurut WHO.
WHO juga memperingatkan untuk tidak terburu-buru mengangkat imbauan social distancing dan membuka kembali bisnis-bisnis di kota.
Baca Juga: Perhatikan Bahan, Begini Cara Membuat Hand Sanitizer yang Aman untuk Anak
"Covid-19 naik lebih cepat, dan turun lebih lambat. Dengan kata lain, turun kasusnya lebih lambat ketimbang kasus naiknya," kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers yang sama.
Hal ini berarti upaya kendali juga harus diangkat secara perlahan dan dalam kontrol yang baik. Tidak bisa terjadi langsung dalam satu waktu, tuturnya.
Tedros menggaris bawahi hal-hal yang perlu dilakukan seluruh negara sebelum mereka mempertimbangkan mengangkat upaya social distancing, yaitu:
- Penularan virus harus sudah terkendali
- Sistem surveilans harus ada untuk mendeteksi, mengisolasi, dan merawat pasien
- Wabah di rumah sakit harus sudah diminimalkan
- Upaya preventif di beberapa lokasi penting seperti sekolah dan kantor harus ada
- Risiko 'impor' penyakit dari luar negeri harus dalam kendali
"Upaya kendali hanya bisa diangkat ketika upaya kesehatan publik sudah ada, termasuk kapasitas yang signifikan untuk mengontak tracing," pungkas Tedros.
Baca Juga: Nagita Slavina Cerita Soal Duit Bulanan Paula Verhoeven dari Baim Wong