Lan Ke, direktur Laboratorium Virologi Universitas Wuhan, mengatakan tingkat kematian 13 persen dalam studi remdesivir lebih rendah daripada uji klinis pada obat HIV, Kaletra. Pada pengujian Kaletra, tingkat kematian mencapai 22 persen.
Namun para peneliti tetap disarankan agar berhati-hati ketika membandingkan angka kematian karena adanya faktor-faktor seperti perbedaan standar peralatan dan perawatan medis.
Lan Ke mengatakan kepada Dxy.cn, bahwa sekitar 60 persen pasien dalam penelitian ini mengalami efek samping. Beberapa di antaranya cukup serius sehingga obat hanya boleh digunakan dalam kondisi dengan dukungan medis yang sesuai.
"Remdesivir tampaknya berperan dalam perbaikan klinis. Tetapi kurangnya perbandingan dengan plasebo atau kelompok tanpa obat membuatnya sulit untuk menilai efektivitasnya. Juga tidak ada indikasi virologi penting seperti viral load dan lamanya viral load di sini," katanya.
Baca Juga: 6 Zona Merah COVID-19 di Kabupaten Bekasi Berlakukan PSBB Corona Maksimal
Meskipun begitu, Lan Ke menegaskan bahwa ia optimis tentang remdesivir dan menantikan hasil dari uji coba double-blind pada penelitian berikutnya.