Suara.com - Masa isolasi mandiri dan kesepian, yang dilakukan sebagian orang di dunia untuk melindungi diri dari penularan virus corona juga berkaitan dengan berbagai macam masalah kesehatan fisik serta jiwa.
Mulai dari depresi hingga penyakit jantung, kondisi kesehatan seperti itu terkadang menjadi lebih parah ketika penderita sendirian.
Beberapa penelitian bahkan mengklaim dampak kesepian pada kesehatan kita sama seperti merokok dan obesitas, dan pada beberapa kasus akan makin parah ketika kita mempertimbangkan semua faktor sosial dan ekonomi.
Benenson Strategy Group membuat survei terhadap 775 orang berusia di atas 18 tahun ditanyai pertanyaan spesifik tentang virus corona dan kesehatan jiwa.
Baca Juga: Kesehatan Jiwa Bukan Tentang Rasa Bahagia
Dalam hitungan minggu, kata Miller, 55% orang dewasa di AS yang diwawancarai mengatakan bahwa virus corona telah memengaruhi kesehatan jiwa mereka.
"Harapan hidup di Amerika Serikat sudah menurun, sebagian di dorong oleh masalah-masalah yang belum terselesaikan yang sebagaiannya sebagian sosial, sebagian ekonomi, dan banyak bagian kesehatan jiwa," kata seorang psikolog klinis dan asisten profesor di Departemen Psikiatri dan Ilmu Perilaku Stanford School of Medicine, Benjamin F. Miller.
Ia menilai, dilansir USA Today, tingkat kematian akibat narkoba, alkohol, dan bunuh diri meroket di AS.
"Masalah ini berdampak pada semua generasi dan semua kelompok etnis dan minoritas meskipun pada tingkat keparahan yang berbeda."
"Pada saat-saat terbaik, negara kita masih belum memutuskan bahwa kesehatan jiwa dan kecanduan adalah prioritas yang cukup besar."
Baca Juga: Cemas akibat Pandemi Corona Pengaruhi Banyak Aspek, Terutama Kesehatan Jiwa
"Sekarang, dalam menghadapi krisis global, kita berada pada titik kritis untuk kesehatan jiwa di negara kita, dan pembuat kebijakan harus bangkit menghadapi tantangan."