Suara.com - Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona baru memengaruhi setiap orang dengan cara yang berbeda. Misalnya, beberapa orang dapat pulih dalam hitungan minggu, tetapi yang lainnya justru bisa bertambah parah.
Beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi terhadap komplikasi penyakit pernapasan ini, termasuk orang di atas usia 70 tahun, baik yang sudah memiliki masalah dengan kondisi kesehatannya atau tidak, dan orang-orang berapapun usianya dengan masalah kesehatan seperti penyakit jantung.
Sayangnya, dilansir BBC, virus corona juga memengaruhi pria berusia 50-an dan 60-an pada tingkat tertentu, meski mereka tidak termasuk dalam kelompok yang berisiko tinggi.
Tetapi, ilmuwan masih tidak yakin mengapa virus corona memengaruhi pria lebih tua.
Baca Juga: Tenaga Medis Lakukan Ini Agar Warga Tidak Tolak Jenazah Pasien Corona
Data Inggris menunjukkan rerata pasien yang sakit kritis adalah 60 tahun. Sebagian besar adalah pria dan banyak yang memiliki kondisi kesehatan lain yang menempatkan mereka pada peningkatan risiko, seperti masalah jantung dan obesitas.
Kantor Statistik Nasional di Inggris dan Wales mencatat 647 kematian akibat Covid-19 hingga 27 Maret, sebanyak 44 orang (7% dari total) berusia 45 hingga 65 tahun.
Tingkat kematian meningkat seiring bertambahnya usia pada pria dan wanita, tetapi pia cenderung melebihi wanita di segala usia.
Data dari Cina, tempat pandemi dimulai, juga menunjukkan bahwa pria berisiko lebih besar daripada wanita. Namun, ahli memperingatkan mungkin ada faktor-faktor selian jenis kelamin, seperti kebiasaan merokok.
"Saya tidak yakin ini sepenuhnya menjelaskan peningkatan risiko penyakit parah pada pria, jadi sepertinya mungkin ada beberapa faktor lain yang belum diketahui," kata Profesor Ian Hall, Profesor Kedokteran Molekuler di Universitas Nottingham, Inggris.
Baca Juga: Para Dokter Mulai Berasumsi Bahaya Ventilator bagi Pasien Covid-19
Di sisi lain, pakar mencatat bahwa pria lebih mungkin memiliki penyakit jantung, diabetes, dan penyakit paru-paru kronis daripada wanita.
Beberapa menunjukkan gen dan hormon seks mungkin terlibat juga.