Pandemi Corona Covid-19 Bikin Pasien Gangguan Jiwa Kian Meningkat Kok Bisa?

Sabtu, 11 April 2020 | 15:15 WIB
Pandemi Corona Covid-19 Bikin Pasien Gangguan Jiwa Kian Meningkat Kok Bisa?
Ilustrasi Pandemi Corona Covid-19 Bikin Pasien Gangguan Jiwa Kian Meningkat Kok Bisa? (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Cprona Covid-19 Bikin Pasien Gangguan Jiwa Kian Meningkat.

Dampak virus corona atau Covid-19 tidak hanya menyerang kesehatan fisik, melainkan juga kesehatan mental. Pasca pandemi virus ini diprediksi membuat pasien dengan masalah kejiwaan bertambah.

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, dr. Andri, SpKJ mengungkap belakangan banyak pasiennya mengalami kekambuhan penyakit kejiwaan pasca pandemi ini menyerang Indonesia.

"Beberapa pasien yang saya temui satu bulan belakangan ini adalah pasien yang kambuh sakitnya setelah bertahun-tahun sembuh," ujar dr. Andri lewat rilis yang diterima Suara.com, Sabtu (11/4/2020).

Baca Juga: Tenaga Medis: Kami Berikan Jasa Kami, Jangan Tolak Jasad Kami

ilustrasi cemas dan takut terhadap wabah Corona Covid-19. (Shutterstock)

Dokter yang sudah berpraktik 10 tahun lalu ini memang fokus pada penanganan kasus gangguan cemas dan psikosomatik atau penyakit fisik yang disebabkan oleh pikiran. Kedua gangguan ini meningkat beberapa tahun terakhir, terlebih pada masa pandemi Covid-19 ini.

"Pandemi Covid-19 ini telah menimbulkan ketakutan dan kecemasan yang akhirnya membuat kondisi pasien kembali seperti dulu terutama sekali adalah pasien gangguan cemas," katanya.

Dokter yang berpraktik di OMNI Hospital Alam Sutera ini mengatakan jika gejala cemas banyak bermunculan seiring informasi dan pemberitaan masif di media terkait Covid-19 ini. Sehingga penyakit yang tadinya sembuh menjadi kambuh.

"Pengalaman praktek belakangan ini di masa wabah Covid-19 ditambah dengan kutipan pemberitaan di atas mengatakan bahwa masa pandemi ini membuat masalah yang besar bagi banyak pasien gangguan jiwa," ungkapnya.

Sehingga dengan begitu, masa pandemi ini membuat penyakit kejiawaan semakin tinggi dan rentan menyerang baik orang sehat, maupun mereka yang pernah mengalami sakit mental.

Baca Juga: Update Corona Covid-19 Global 11 April: Kematian di AS Nyaris Samai Italia

"Keberulangan gejala dan kesulitan adaptasi karena latar belakang masalah kejiwaan yang dimiliki membuat pasien gangguan jiwa lebih rentan mendapatkan efek dari pandemic ini baik secara mental maupun secara fisik," tutupnya.

Demi mencegah penularan dan tertular Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) sudah memberikan imbauan pada para dokter kejiwaan untuk mengurangi pasien datang ke rumah sakit, dan dilayani dengan layanan telepsikiatri.

Kecuali gejala kejiwaan sudah darurat dan membutuhkan penanganan seperti percobaan bunuh diri, melukai orang lain dan gejala psikotik (halusinasi dan delusi) yang berat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI