Ngeri, Risiko Kematian Akibat Meningitis pada Orang Dewasa 37 Persen

Kamis, 09 April 2020 | 22:00 WIB
Ngeri, Risiko Kematian Akibat Meningitis pada Orang Dewasa  37 Persen
infografis meningitis atau penyakit radang selaput otak. (Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ngeri, Risiko Kematian Akibat Meningitis Pada Orang Dewasa 37 Persen.

Musisi Glenn Fredly meninggal dunia akibat sakit meningitis diusia 44 tahun. Suami Mutia Ayu itu sempat dirawat di ruang ICU RS Setia Mitra Jakarta Selatan karena kesehatannya menurun. 

Belum diketahui sejak kapan musisi asal Ambon itu mengidap sakit meningitis. 

Dokter Spesialis Saraf di rumah sakit Primaya Bekasi Utara, sebelumnya RS Awal Bros, Istiana Sari menjelaskan bahwa meningitis bisa menyerang segala usia.

Baca Juga: Studi: Selain Saluran Pernapasan, Covid-19 juga Memengaruhi Saraf

infografis meningitis atau penyakit radang selaput otak. (Suara.com)
infografis meningitis atau penyakit radang selaput otak. (Suara.com)

"Usia yang paling rentan terhadap meningitis adalah bayi di bawah usia 1 tahun dan dewasa usia lanjut akibat rentannya daya tahan tubuh," kata Istiana dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Kamis (9/4/2020). 

Sedangkan usia remaja 15 sampai 24 tahun juga rentan terhadap meningitis jika menerapkan gaya hidup yang tidak sehat. Seperti merokok dan mengonsumsi alkohol.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, kata Istiana, risiko kematian pasien meningitis berbeda pada setiap usia. 

Bayi usia kurang dari 1 tahun, jika sudah melakukan terapi dan pengobatan risiko kematiannya sebesar 20-30 persen. Sedangkan usia anak di atas 1 tahun risiko kematiannya sekitar 2 persen.

"Untuk orang dewasa risiko kematiannya sekitar 19-37 persen. Data tersebut secara umum mengacu pada data WHO,” ujar Istiana.

Baca Juga: Percikan Liur Bisa Tahan di Udara, Buka Jendela Bisa Jadi Solusi

Ketika dinyatakan sembuh dari meningitis, lanjutnya, pasien harus tetap melakukan kontrol rawat jalan untuk menghindari adanya potensi komplikasi lanjutan. 

Jika pasien mengalami cacat pasca meningitis, maka pasien dapat melakukan fisioterapi sesuai dengan kondisinya.

Namun yang perlu diperhatikan bahwa proses penyembuhan meningitis tidak dapat disembuhkan hanya dengan proses rawat jalan. 

“Perlu dilakukan pemeriksaan secara komprehensif pada penyakit meningitis sehingga sangat dianjurkan agar pasien melakukan rawat inap,” tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI