Kehabisan Kamar Mayat, New York akan Kuburkan Massal Pasien Covid-19

Kamis, 09 April 2020 | 16:35 WIB
Kehabisan Kamar Mayat, New York akan Kuburkan Massal Pasien Covid-19
Penanganan jenazah pasien covid-19 di Amerika Serikat (VOA Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebagai wilayah dengan angka infeksi terbanyak di Amerika Serikat, rumah sakit di New York mulai kehabisan ruang untuk kamar mayat.

Mengalihbahasakan dari Business Insider, Kantor Kepala Penguji Medis (OCME) New York diam-diam memposting perubahan kebijakan yang signifikan di situs web resminya pada Selasa (7/4/2020). Pihak rumah sakit di New York tidak akan menyimpan mayat Covid-19 jika selama seminggu tidak diakui oleh keluarga.

Mulai Selasa (7/4/2020), orang yang meninggal dan tidak diklaim oleh keluarga akan dikirim ke Pulau Hart di Bronx. Pada pulau tersebut diadakan kuburan massal yang disebut Pemakaman Kota berisi lebih dari satu juta mayat yang tidak diakui keluarga.

"Karena kami bertujuan menampung banyak warga New York yang terkena dampak pandemi Covid-19, OCME Kota New York akan menyediakan penyimpanan sementara mayat hingga enam hari," kata pihak otoritas tersebut melalui situs webnya.

Baca Juga: Budaya Patriarki Tambah Beban Perempuan saat Temani Belajar Anak di Rumah

"Jika seorang jenazah tidak diklaim dalam waktu enam hari, orang yang meninggal akan dikirim ke Pemakaman Kota," tambahnya.

Seorang perempuan bermasker melintasi poster tulisan terkait pandemi virus corona yang tertempel di sebuah restoran di San Francisco, California, 1 April 2020. (Foto: AFP/Josh Edelson)
Seorang perempuan bermasker melintasi poster tulisan terkait pandemi virus corona yang tertempel di sebuah restoran di San Francisco, California, 1 April 2020. (Foto: AFP/Josh Edelson)

Per Kamis (9/4/2020), sudah ada 151.171 kasus di New York dengan kematian mencapai 6.268 kasus. Jika diakumulaiskan, rata-rata 245 orang meninggal setiap hari di lima wilayah dengan dampak Covid-19 terburuk di AS. Artinya, kira-kira satu orang meninggal setiap enam menit.

Menurut para ahli, jumlahnya mungkin bahkan lebih tinggi karena penghitungan resmi tidak termasuk kematian orang berstatus suspect.

"Saya tidak tahu berapa banyak lagi tubuh yang bisa saya ambil," kata Patrick Marmo, operator rumah duka yang berbasis di Brooklyn pada kepada Business Insider.

"Tidak seorang pun di daerah Kota New York mungkin memiliki peralatan yang cukup untuk merawat sisa-sisa manusia sebesar ini," tambahnya.

Baca Juga: OTG Virus Corona adalah Pembunuh Potensial

Aja Worthy-Davis, juru bicara OCME mengatakan telah membangun fasilitas tenda dan memarkir lebih dari 80 truk serta trailer berpendingin di dekat rumah sakit untuk menampung sekitar 3.600 mayat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI