Mahasiswa yang tinggal di asrama, personel di pangkalan militer dan anak-anak di sekolah berasrama atau fasilitas penitipan anak berisiko tinggi terkena meningitis meningokokus. Hal ini bisa terjadi karena bakteri disebarkan melalui rute pernapasan, dan menyebar dengan cepat melalui kelompok besar.
4. Kehamilan
Kehamilan bisa meningkatkan risiko listeriosis, infeksi yang disebabkan oleh bakteri listeria. Kondisi ini juga dapat menyebabkan meningitis. Listeriosis juga bisa meningkatkan risiko keguguran, lahir mati dan kelahiran prematur.
5. Sistem kekebalan tubuh terganggu
Baca Juga: Covid-19 Berhasil Ubah Cara Belanja Masyarakat Jadi Lebih Cepat
AIDS, alkoholisme, diabetes, penggunaan obat-obatan penekan kekebalan dan faktor-faktor lain yang memengaruhi sistem kekebalan juga meningkatkan risiko meningitis.
Bahkan, meningitis juga bisa menyebabkan komplikasi parah. Tingkat keparahannya tergantung seberapa lama Anda menderita meningitis tanpa pengobatan.
Adapun komplikasinya, termasuk gangguan pendengaran, daya ingat menurun, ketidakmampuan belajar, kerusakan otak, masalah gaya berjalan, gagal ginjal, syok dan kematian.
Jika orang dewasa atau anak-anak menderita meningitis lama dan tanpa pengobatan, kondisi ini juga bisa meningkatkan risiko kejang dan kerusakan neurologis.
Tapi, pasien dengan meningitis parah dapat memiliki pemulihan yang baik jika mendapat perawatan medis yang cepat dan tepat.
Baca Juga: Selain Meningitis, Glenn Fredly Idap Penyakit Ginjal, Kenali 7 Gejalanya