Pasien Corona Covid-19 Ada yang Butuh Ventilator, Ketahui Efek Sampingnya!

Rabu, 08 April 2020 | 19:00 WIB
Pasien Corona Covid-19 Ada yang Butuh Ventilator, Ketahui Efek Sampingnya!
Ilustrasi ventilator [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa pasien virus corona Covid-19 yang mengalami gejala parah membutuhkan ventilator. Alat medis ini berungsi membantu seseorang bernapas dengan baik.

Tapi, alat bantu medis ini justru menempatkan risiko seseorang pada pilihan antara hidup dan mati. Berdasarkan data yang dilansir oleh Washington Post, pasien corona Covid-19 di Italia dan Amerika Serikat yang menggunakan ventilator justru lebih berisiko meninggal dunia.

"Alat ini hanya membuat seseorang hidup sementara, mendapatkan waktu lebih lama untuk menyembuhkan paru-parunya," kata Scott Halpern, ahli bioetika di University of Pennsylvania.

Meskipun ada pasien yang berhasil melawan virus corona Covid-19 dan terbebas dari ventilator, mereka masih memiliki efek samping jangka panjang.

Baca Juga: Mengatasi Masalah Pertemanan Anak Sekolah Dasar

Menurut badan penelitian medis dan ilmiah, menemukan banyak pasien yang berhasil terbebas dari ventilator akan menderita masalah fisik, mental dan emosional jangka panjang.

Virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

Bahkan setahun setelah meninggalkan unit perawatan intensif, banyak orang mengalami gangguan stres pasca-trauma dan masalah kognitif seperti alzheimer, depresi, kehilangan pekerjaan dan masalah kegiatan sehari-hari.

"Saya pikir yang terjadi gelombang awal setelah menjalani perawatan medis. Satu hingga tiga minggu setelah melepas ventilator dan kembali ke rumah, seseorang akan mengalami gejala psikologis yang sangat sulit," kata Samuel Brown, direktur Pusat Perawatan Kemanusiaan di Intermountain Healthcare di Utah.

Walaupun sebagian orang dengan koinfeksi mengalami infeksi ringan, tapi sekitar satu dari enam kasus mengalami sesak napas parah.

Sekitar setengah dari mereka juga mengalami kondisi kritis, karena paru-paru manusia yang rusak terisi dengan cairan lalu membutuhkan ventilator agar tetap hidup.

Baca Juga: Virus Corona Covid-19 pada Orang Sakit Mental Lebih Parah, Ini Alasannya!

Pasien corona Covid-19 biasanya juga membutuhkan alat bantu ventilator dalam jangka waktu lama. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko mereka mengalami komplikasi jangka panjang.

Selain itu, putus kontak sosial akibat penyakitnya dalam jangka waktu lama juga bisa meningkatkan masalah psikologis.

"Karena kondisi ini kami biasanya berada di samping tempat tidurnya, memegang tangannya dan bertanya kabarnya. Kami selalu menunjukkan rasa syukur dan bahagia bisa merawatnya," kata E. Wesley Ely, seorang profesor di Vanderbilt University di Nashville.

Medical ventilator yang sangat dibutuhkan para pasien Covid-19. Pabrikan otomotif juga akan menggarap ketersediaannya. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].
Medical ventilator yang sangat dibutuhkan para pasien Covid-19. [Shutterstock].

Hidup terlalu lama di unit perawatan intensif (ICU) juga memberikan efek samping. Komplikasi umum akibat terlalu lama di ruang ICU disebut ICU delirium, yang mana pasien sangat bingung, mengalami halusinasi dan mimpi buruk setelahnya.

Pada kasus yang lebih buruk, orang yang tidak memiliki keluarga mungkin lebih sulit memahami situasi yang telah terjadi padanya.

Nic Brown, pria 38 tahun yang pernah menjalani perawatan ICU menggunakan ventilator selama 18 hari. Brown mengaku sering mimpi buruk sampai merasa malam harinya bagaikan siksaan selama menjalani perawatan.

Beruntungnya, kondisi Brown membaik atas usaha keras dokter meski paru-parunya belum sepenuhnya pulih. Di sisi lain, ia juga mengalami masalah penglihatan dan kebingungan setelah perawatan medis lama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI