Suara.com - Ketidakpastian dalam krisis pandemi corona Covid-19 membuat banyak ketegangan mental. Para orangtua pun kewalahan karena krisis global yang panjang akan ikut memengaruhi mental anak-anak.
"Tidak ada di antara kita yang berhasil dengan ketidakpastian dan krisis, banyak yang harus diproses oleh anak-anak. Sama seperti orang deaasa, anak-anak mengalami banyak kehilangan kehidupan normal mereka saat ini," kata Genevieve von Lob, seorang psikolog dan penulis pada Huffpost.
Atas kehilangan kebiasaan itu, anak-anak juga akan mengalami stres yang kemudian ditunjukkan melalui perubahan fisiologis dan perilaku.
"Ketika anak-anak stres, itu sering dinyatakan dalam perubahan fisiologis, perubahan suasana hati, dan perilaku," kata Robin Gurwitch, seorang profesor psikiatri Universitas Duke pada Huffpost.
Baca Juga: Pemerintah Pastikan Harga Sembako Stabil Jelang Ramadan
Sayangnya, anak-anak tidak bisa secara gamblang mengutarakan kegelisahannya. HuffPost berbicara dengan Gurwitch, von Lob, dan para ahli lainnya untuk mempelajari beberapa indikator yang menunjukkan tanda stres pada anak.
1. Perilaku Regresif
"Secara umum, kita semua akan mengalami sedikit kemunduran selama masa transisi besar ini," kata psikoterapis Noel McDermott.
"Anak-anak akan mengalami kemunduran lebih dari orang dewasa, semakin muda semakin besar kemundurannya," tambahnya.
Perilaku yang Anda pikir anak telah hilangkan tiba-tiba muncul kembali. Misalnya kembali mengisap jempol, membutuhkan mainan khusus untuk kenyamanan, mengompol, dan lain sebagainya.
Baca Juga: 20 Penghafal Alquran Positif Corona usai Guru Hadiri Tabligh di Malaysia
"Perilaku regresi normal selama periode stres dan ketidakpastian," kata von Lob.
2. Perubahan Nafsu Makan
"Nafsu makan dan tidur anak sering kali merupakan tanda pertama ketika ada sesuatu yang tidak beres," kata Natasha Daniels, seorang terapis anak.
"Seringkali seorang anak akan menunjukkan peningkatan tajam atau penurunan nafsu makan saat stres," tambahnya pada Huffpost.
3. Masalah Tidur
Melansir dari Huffpost, gangguan tidur sering terjadi pada masa-masa sulit, sehingga anak-anak dapat mengalami insomnia, mimpi buruk, terbangun di malam hari atau ketidakteraturan lainnya.
4.Pergeseran Suasana Hati
Anak-anak yang mengalami kegelisahan biasanya akan mengalami perubahan suasana hati yang signifikan. Menurut psikolog klinis John Mayer, beberapa perilaku yang harus diwaspadai adalah ledakan kemarahan, menangis tiba-tiba, murung, hingga kehilangan minat pada kegiatan favorit.
5. Lebih Banyak Bertanya
Menurut psikolog Genevieve von Lob, anak-anak yang cemas akan lebih banyak bertanya sebagai tanda meminta kepastian.
"Orang tua juga mungkin menemukan bahwa anak-anak mereka lebih gelisah pada waktu tidur dan takut ditinggal sendirian," kata von Lob.
Apa pun perubahan suasana hati atau perilaku yang terjadi, penting bagi orangtua untuk memahami anak dengan membuat dialog yang terbuka. Perlu juga untuk melatih kesabaran, membangun rutinitas baru, hingga lakukan komunikasi virtual dengan teman.
"Meskipun perubahan perilaku ini biasa terjadi pada peristiwa yang membuat stres seperti Covid-19, ini tidak berarti bahwa tidak ada yang harus dilakukan," kata Gurwitch.
"Orang tua dan pengasuh memiliki peran penting untuk membantu anak-anak beradaptasi dengan kebiasaan baru," tambahnya.