Meski Ada Efek Samping, Obat Corona Klorokuin Masih Digunakan di AS

Selasa, 07 April 2020 | 21:26 WIB
Meski Ada Efek Samping, Obat Corona Klorokuin Masih Digunakan di AS
Ilustrasi Klorokuin yang punya efek samping. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meski Ada Efek Samping, Obat Corona Klorokuin Masih Digunakan di AS

Ada efek samping, penggunaan obat virus Corona Covid-19 klorokuin masih diperdebatkan oleh dokter dan peneliti di AS. Meski begitu, penggunaannya tetap masif karena tingginya jumlah pasien di Amerika Serikat.

Klorokuin, obat anti malaria yang berusia puluhan tahun itu dipromosikan habis-habisan oleh Presiden Amerika, Donald J. Trump. Padahal para dokter masih meragukan fungsi dari obat tersebut.

Melansir dari Reuters, dokter dan apoteker dari berbagai perawatan kesehatan besar di New York, Louisiana, Massachusetts, Ohio, Washington, dan California mengatakan telah menggunakan klorokuin pada pasien Covid-19. Pada saat yang sama, beberapa dari mereka mengaku tidak melihat efek signifikan dari penggunaan obat tersebut.

Baca Juga: Terungkap! Janda Bekasi Dibunuh Teman Kumpul Kebo, Tewas Membusuk

Efek samping potensial dari klorokuin adalah kehilangan penglihatan dan masalah jantung. Tetapi dokter yang diwawancarai oleh Reuters mengatakan tetap meresepkan klotrokuin karena risikonya relatif rendah.

Protokol yang mengarahkan bagaimana obat ini harus digunakan bervariasi dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan banyak dari orang-orang kemungkinan sembuh dari virus sendiri.

Kebanyakan pasien yang dirawat di AS mengalami infeksi parah. Hal ini yang membuat mereka tidak bisa membedakan apakah klorokuin atau kondisi lain yang membuat mereka merasa lebih baik.

Infografis Avigan obat Corona. (Dok. Suara.com)
Infografis Avigan obat Corona. (Dok. Suara.com)

“Saya telah melihat ratusan pasien dengan Covid-19 yang parah dan sebagian besar orang ini menggunakan klorokuin,” kata Dr Mangala Narasimhan, direktur regional perawatan kritis di Northwell Health pada Reuters.

"Menurut pendapat saya, meskipun masih sangat dini, saya tidak melihat peningkatan dramatis dari klorokuin pada pasien," kata Dr Daniel McQuillen, seorang spesialis penyakit menular di Rumah Sakit Lahey, Burlington, Massachusetts.

Baca Juga: Istri Rakitic Minta Pulang ke Sevilla, Satu Masalah Barcelona Berkurang

Menurut McQuillen, ia telah meresepkan klorkuin untuk sekitar 30 pasien Covid-19 dan efeknya pada orang dengan infeksi ringan masih sedikit.

Ia juga menambahkan, bahwa klorokuin tidak memiliki efek dalam membatasi atau memperlambat perkembangan virus pada pasien yang telah berada di level ICU ketika mereka tiba.

Sementara klorokuin masih dikampanyekan besar-besaran, para dokter masih berharap bahwa satu atau lebih dari terapi lain yang diuji akan mulai menunjukkan keberhasilan.

Mengalihbahasakan dari Reuters, beberapa pusat kesehatan tertarik untuk melihat apakah plasma darah dari pasien Covid-19 yang pulih akan memacu kekebalan pada orang lain. McQuillen dari Rumah Sakit Lahey mengatakan bahwa pendekatan tersebut memiliki peluang bagus untuk berhasil.

Klorokuin fosfat (chloroquine phosphate) merupakan senyawa sintetis (kimiawi) yang memiliki struktur sama dengan quinine sulfate. (Shutterstock)
Klorokuin fosfat (chloroquine phosphate) merupakan senyawa sintetis (kimiawi) yang memiliki struktur sama dengan quinine sulfate. (Shutterstock)

Beberapa pusat medis lain berfokus pada potensi obat-obatan biologis yang lebih maju untuk memadamkan proses yang membuat sistem kekebalan tubuh menjadi overdrive dalam kasus Covid-19 yang parah.

Sementara itu, Regeneron Pharmaceuticals dan Sanofi SA sedang menguji obat radang sendi Kevzara atau sarilumab.

"Di situlah Anda akan melihat uji coba paling banyak dalam satu atau dua bulan mendatang," kata Dr Kevin Tracey, CEO yang menangani penelitian Northwell Health.

"Sebab, ada banyak obat yang malah menargetkan reaksi tubuh, bukan virus itu sendiri," tambahnya pada Reuters.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI