Suara.com - Para peneliti telah memperingatkan bahwa penggunaan obat anti-malaria hidroksiklorokuin (HCQ) dan klorokuin (CQ) mungkin dapat menjadi racun ketika dikombinasikan dengan pengobatan diabetes yang umum.
Dalam sebuah studi yang terbit di BioRxiv menunjukkan 30 persen hingga 40 persentikus yang diobati dengan kombinasi HCQ atau CQ dan metformin untuk diabetes, meninggal.
"Ketertarikan kami pada kombinasi ini muncuk karena kedua obat secara individual telah terbukti memiliki efek anti-tumor pada kanker pankreas," tulis dua penulis utama studi, Chi Dang, direktur Institut Penelitian Kanker Ludwig dan Anirban Maitra, direktur ilmiah dari Pusat Penelitian Kanker Pankreas di MD Anderson Cancer Center.
Kematian ini membuat mereka terkejut, akan tetapi hasilnya berbeda ketika diberikan untuk pengobatan tunggal.
Baca Juga: Lagi, Donald Trump Desak Dokter Pakai Obat Anti-Malaria untuk Covid-19
"Sebaliknya, tidak ada kematian pada kelompok pengobatan tunggal," sambung mereka dikutip dari Forbes.
Namun, penelitian ini sebenarnya dilakukan sebelum adanya wabah virus corona baru atau SARS-CoV-2, meski diterbitkan pada Sabtu (4/4/2020) kemarin.
Studi ini sebenarnya dilakukan untuk menguji HCQ/CQ dan metformin untuk kanker pankreas dan menemukan temuan kebetulan ini.
"Meski (digunakan) pada tikus yang tidak memiliki tumor, kami menemukan efek buruk dari kombinasi ini, menggarisbawahi bahwa itu tidak tergantung pada keberadaan tumor," tambah mereka.
Ada juga alasan ilmiah yang masuk akal di mana kedua obat ini dapat berinteraksi secara negatif, sebab kedua obat ini memengaruhi proses yang disebut autophagy, di mana sel mendaur ulang protein untuk memungkinkan mereka menghasilkan lebih banyak protein.
Baca Juga: Seperti Covid-19, Flu Spanyol Juga Ditangani dengan Obat Malaria
"HCQ dan CQ keduanya adalah agen yang menghambat autophagy dan pada kenyataannya ini adalah properti yang penting untuk digunakan dalam tumor seperti kanker pankreas,” kata penulis lagi.
Di sisi lain, metformin sebenarnya dapat menyebabkan autophagy. Sehingga ada kemungkinan bahwa dua obat yang mengganggu daur ulang protein ini pada saat yang sama dapat menjadi racun.
Seperti yang kita tahu, hidroksiklorokuin dan klorokuin saat ini sedang menjadi obat eksperimental untuk mengatasi virus corona (Covid-19), meski sebenarnya FDA sendiri belum menyetujuinya.