Hari Kesehatan Dunia, WHO Sebut Butuh 6 Juta Perawat Untuk Melawan Covid-19

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 07 April 2020 | 15:30 WIB
Hari Kesehatan Dunia, WHO Sebut Butuh 6 Juta Perawat Untuk Melawan Covid-19
Tekanan emosional yang dirasakan staf medis kerap terlampau berat. [Paolo Miranda/BBC]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari Kesehatan Dunia, WHO Sebut Butuh 6 Juta Perawat Untuk Melawan Covid-19.

Di tengah pandemi virus corona atau Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di peringatan Hari Kesehatan Dunia menyebut, saat ini dunia membutuhkan hampir enam juta perawat untuk melawan virus Corona Covid-19.

Bersama dengan Nursing Now dan Dewan Perawat Internasional (ICN), WHO menggarisbawahi pentingnya peran perawat, yang jumlahnya setengah dari semua petugas kesehatan di seluruh dunia. Demikian seperti dilansir dari Phill Star, Selasa (7/4/2020).

"Perawat adalah tulang punggung sistem kesehatan apapun," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Anjuran Dokter, Begini Cara Berhubungan Badan yang Aman selama Wabah Corona

"Kadang-kadang, sebagian dari kami hancur: kami merasa putus asa, kami menangis karena merasa tidak berdaya ketika kondisi pasien kami tidak membaik," tutur Paolo tentang dia dan rekan-rekan kerjanya. [Paolo Miranda/BBC]
"Kadang-kadang, sebagian dari kami hancur: kami merasa putus asa, kami menangis karena merasa tidak berdaya ketika kondisi pasien kami tidak membaik," tutur Paolo tentang dia dan rekan-rekan kerjanya. [Paolo Miranda/BBC]

"Hari ini, banyak perawat yang berada di garis depan dalam pertempuran melawan COVID-19," katanya, seraya menambahkan bahwa sangat penting mereka mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk menjaga dunia tetap sehat.

Laporan itu mengatakan bahwa saat ini ada hampir 28 juta perawat di dunia. Dalam lima tahun menjelang 2018, jumlahnya tumbuh sebesar 4,7 juta.

"Tetapi ini masih menyisakan kekurangan global 5,9 juta," kata WHO, menunjukkan bahwa kesenjangan terbesar ada di negara-negara miskin di Afrika, Asia Tenggara, Timur Tengah dan sebagian Amerika Selatan.

Laporan tersebut mendesak negara-negara untuk mengidentifikasi kesenjangan dalam tenaga keperawatan mereka dan berinvestasi dalam pendidikan keperawatan, pekerjaan dan kepemimpinan.

Kepala eksekutif ICN Howard Catton mengatakan bahwa tingkat infeksi, kesalahan pengobatan dan tingkat kematian menejadi lebih tinggi karena kekurangan tenaga perawat.

Baca Juga: Di Tengah Pandemi Corona, Hari Kesehatan Sedunia Sanjung Perawat dan Bidan

Selain itu, "kekurangan tenaga kerja keperawatan kami saat ini", tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI