Suara.com - PSBB di DKI Jakarta Bisa Picu Kerusuhan? Ini jawaban Ahli Kesehatan
Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto dikabarkan sudah menandatangani pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta. Hal itu menyusul dokumen yang telah diajukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Langkah ini disambut positif akademisi sekaligus praktisi Medis Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI) Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-kGEH, MMB, FINASIM, FACP. Menurutnya langkah ini bisa memaksa atau menargetkan orang yang masih bekerja dan perusahaan swasta yang masih mempekerjakan karyawannya di Jakarta.
"Jadi, saya rasa PSBB lebih menyasar kepada orang-orang yang selama ini, karena berbagai hal yang berada di luar," ujar Prof. Ari saat dihubungi Suara.com, Selasa (7/4/2020).
Baca Juga: Kisah Pangeran Charles saat Isolasi Mandiri: Menyedihkan dan Bikin Frustasi
Ia mengatakan salah satu yang dikhawatirkan dari penerapan PSBB ini adalah kerusuhan dan penjarahan seperti yang pernah terjadi di 1998. Hal itu mengingat akan banyak orang kehilangan mata pencaharian, apalagi bagi mereka pekerja harian. Namun ia yakin hal itu tidak akan terjadi apabila diterapkan dengan tepat.
"Prinsipnya mereka, jangan sampai yang ditakuti kerusuhan. Cuma saya nggak tahu lagi kayak gini, orang apakah gampang rusuh, kayaknya orang saat ini nggak lapar-lapar banget. Yang penting aparat tegas aja, kalau nggak ada ketegasan susah," kata dia.
Prof. Ari juga meyakini kerusuhan tidak akan terjadi di Jakarta pada masa pandemi saat ini. Hal itu dengan syarat bahwa pemerintah bisa bertindak tegas dan rencana pemberian bantuan dana Rp 1 juta kepada warga miskin DKI yang terdampak bisa dilakukan.
"Kuncinya adalah yang punya pengamanan sosial di dukung. Kan gubernur sudah bilang udah disiapkan Rp 1 juta," jelas Prof. Ari.
Maka, selain diedukasi masyarakat tidak keluar rumah dan jaga jarak jika terpaksa harus keluar. Pemerintah pengambil kebijakan, dan aparat yang berjaga juga siaga menertibkan masyarakat yang melanggar PSBB.
Baca Juga: Hari Kesehatan Dunia, WHO: Masker Saja Tak Cukup Hentikan Corona Covid-19
"Jadi, isu bahwa akan ada kerusuhan saya rasa terlalu berlebihan. Yang penting dijagain, kalau dijagain nggak masalah. Mall-mall juga pada tutup, orang-orang di jalan itu sejatinya ya memang, karena pekerjaan ada di jalan," tutupnya.