Suara.com - Ragam Faktor Infertilitas, Penyebab Pasutri Belum Berhasil Dapat Momongan
Dikaruniai momongan tentu menjadi salah satu impian terbesar pada suami-istri. Namun ada suatu kondisi yang disebut infertilitas yang bisa menghambat datangnya sang jabang bayi.
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah kondisi di mana pasangan suami-istri (pasutri) yang dalam waktu 12 bulan berturut-turut melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi namun tidak terjadi kehamilan.
dr. Ni Komang Yeni Dhanasari, SpOG dari Bamed Women`s Clinic menjelaskan lebih dari satu tahun pasutri mengalami kesulitan hamil, maka biasanya harus segera dikonsultasikan ke dokter kandungan.
Baca Juga: Dokter kandungan: Infertilitas Bukan Penyakit
"Angka infertilitas (di Indonesia) itu sekitar 5 persen dari semua pasangan usia subur," katanya kepada Suara.com, Senin (6/4/2020).
Setelah berkonsultasi, nantinya pasutri akan dievaluasi, apakah ada kelainan di saluran reproduksi, atau gangguan pada hormon, adanya infeksi atau tidak, dan mungkin ada penyakit lain yang menyertai yang menyebabkan sulit hamil.
Gangguan nutrisi seperti terlalu gemuk atau terlalu kurus juga bisa, baik pada suami maupun istri. "Biasanya suami yang terlalu gemuk tidak memiliki kualitas sperma yang baik," imbuhnya.
Aktivitas fisik, kebiasan merokok, kebiasaan alkohol dan pola tidur suami juga berpengaruh. Pada orang-orang tertentu hal-hal tersebut bisa menyebabkan kesulitan hamil.
Ditambahkan oleh dr. Arie A. Polim, D.MAS, M.BHRE, SpOG(K), dari Morula IVF Jakarta, kondisi infertilitas ini rupanya umum terjadi di Indonesia. Beberapa pasiennya bahkan baru bisa hamil setelah 15 atau 16 tahun menikah dan mengikuti program inseminasi atau bayi tabung.
Baca Juga: Artikel tentang Corona Sebabkan Infertilitas Pria Dihapus Pemerintah Hubei
"Karena kita berhadapan dengan jumlah dan kualitas. Perempuan itu lebih rentan, usia sangat mempengaruhi keberhasilan kehamilan karena pada perempuan jumlah sel telur makin berkurang dan kualitas telur akan semakin menurun," jelasnya.
Selanjutnya: solusi hadapi infertilitas
Pada perempuan biasanya akan lebih sulit dibanding laki-laki, karena makin tua tidak akan terlalu berpengaruh, baik jumlah maupun kualitas.
Hal ini disebabkan begitu mencapai usia menopause, seorang perempuan tidak lagi bisa memproduksi sel telur. Sementara sperma pada laki-laki terus diproduksi setiap 70 hari sekali.
Oleh karena itu, bagi pasutri yang berniat memiliki momongan lebih baik berada di bawah usia 30 tahun, di mana dr. Arie menyebutnya sebagai periode emas.
Sementara pada rentang usia 30-35 tahun masih bagus karena angka kesuburannya sekitar 60-80 persen. Akan tetapi begitu menginjak usia di atas 35 tahun akan menurun hingga 20 persen dan akan lebih sulit walaupun mengikuti program sekalipun.
dr. Yeni menyarankan bagi para pasutri yang sedang berjuang untuk memiliki momongan selama bertahun-tahun untuk lebih bersabar dan terus konsultasikan kepada dokter.
"Lakukan semua ikhtiar, ikuti semua saran-saran dokter," katanya.
Apabila hendak mengikuti program hamil, salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan mengikuti program bayi tabung. Menurut dr. Yeni, angka keberhasilannya cukup bagus, sekitar 20-30 persen.
Di Indonesia sendiri sudah banyak rumah sakit yang menyediakan pusat bayi tabung, sehingga cakupan dan jangkauannya kini cukup terjangkau dan prosedur yang aman serta memberikan kualitas calon janin yang baik.