Suara.com - Berkutat di tempat yang sama, bertemu orang yang sama, dan melakukan kegiatan yang sama setiap hari akibat physical distancing memang bisa membuat stres. Dan karena stres, bisa terjadi perubahan pola makan, entah menjadi berkurang atau bahkan berlebihan. Tapi, kasus kebanyakan yang ditemui adalah makan berlebihan.
Apapun alasannya, makan berlebihan tidaklah disarankan. Mengutip laman Asia One, Selasa (7/4/2020), ahli gizi Beatrice de Reynal mengatakan Anda justru seharusnya makan lebih sedikit selama physical distancing. Karena ini bisa jadi 'virus' selanjutnya, yakni godaan makan enak yang sulit ditolak.
"Aku tidak tahu apakah kita bisa keluar dengan pengalaman buruk ini, tapi kita jadi lebih gemuk," kata Beatrice.
Ahli gizi Jennifer Aubert berkata, dengan sedikitnya melakukan aktivitas fisik yang biasa kita lakukan, orang dewasa hanya mampu membakar paling banyak 400 kalori dalam sehari. Itulah mengapa kita harus mengurangi porsi makan dan bergerak sebanyak mungkin.
Baca Juga: Terkait Physical Distancing dan Pakai Masker, Jubir Covid-19: Itu Perintah
Mereka yang panic buying atau membeli makanan dan memenuhi kulkas dengan makanan juga jadi memicu orang untuk makan banyak. Sendirian melawan tekanan stres, khususnya tentang bagaimana pekerjaan mereka bisa kembali setelah pandemi, membuat orang jadi lebih banyak makan.
"Makanan bisa jadi hiburan dan mudah untuk makan berlebihan ketika menghabiskan banyak waktu di rumah, terutama jika Anda suka memasak dan menghabiskan waktu," ungkap Aubert.
Maka, menurut para ahli, cara terbaik adalah memasak untuk diri sendiri, membuat jadwal makan teratur dan melakukan aktivitas fisik. Bahkan ini bisa jadi ampuh menurunkan berat badan kita.
"Kita sebenarnya memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan olahraga di rumah," katanya.
Baca Juga: Beli Kerupuk ala Physical Distancing, Cara Nenek Ini Mantap Banget