Suara.com - Kabar baik datang dari para ilmuwan di Australia yang memulai uji coba terhadap hewan untuk dua vaksin yang potensial mengatasai virus Corona Covid-19.
Namun, para ahli menyatakan bahwa jika uji coba berhasil, mungkin vaksin belum bisa diproduksi secara massal hingga tahun depan.
Uji coba itu tengah dikembangkan oleh Universitas Oxford di Inggris dan di Amerika Serikat oleh Inovio Pharmaceuticals bersama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Peneliti mengatakan bahwa uji coba dilakukan pada hewan, karena merupakan langkah mendasar dalam mencari vaksin untuk manusia.
Baca Juga: Tagih Janji Jokowi, DPR Minta Pemerintah Bagikan Masker Gratis Lewat RT/RW
Lembaga sains nasional Australia juga menyatakan, uji coba itu untuk mengetahui apakah vaksi akan aman untuk manusia atau tidak.
Saat ini, vaksin sedang diuji pada musang karena hewan itu tertular virus yang sama dengan manusia.
“Mereka sangat signifikan. Maksud saya, ini adalah teknologi terdepan dunia dan ini pertama kalinya di dunia kami melakukan tes model hewan ini untuk melihat dua kandidat vaksin. Keduanya didanai oleh koalisi CEPI," kata Jane Halton, kepala Koalisi Australia untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi atau CEPI, seperti dilansir dari laman Medical Daily.
Menurut para peneliti, uji coba vaksin itu penting karena kebutuhan dunia dalam menemukan pengobatan yang efektif untuk virus corona, mengingat pandemi belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Karena dorongan itu, kolaborasi internasional dalam melakukan penelitian dilakukan tanpa henti dan cepat. Bahkan saat ini dilaporkan ada sekitar 20 vaksin yang sedang dikembangkan dari seluruh dunia.
Baca Juga: 19 Dokter Meninggal Karena Corona, IDI Bentuk Tim Audit
Menurut para peneliti Australia pengujian hewan untuk vaksin potensial biasanya diperlukan waktu hingga dua tahun. Namun kali ini, hanya butuh dua bulan.