Detri Artis Mantu Menteri Tjahjo Kumolo Sembuh dari Corona, Ini Kisahnya

Senin, 06 April 2020 | 17:35 WIB
Detri Artis Mantu Menteri Tjahjo Kumolo Sembuh dari Corona, Ini Kisahnya
Detri Warmanto [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Detri Artis Mantu Menteri Tjahjo Kumolo Sembuh dari Corona, Ini Kisahnya!

Aktor Detri Warmanto baru saja dinyatakan negatif dan sembuh dari virus corona Covid-19.Ia dinyatakan positif pada 15 Maret lalu dan telah menjalani karantina mandiri selama 14 hari.

"Alhamdulillah per hari ini jam 1 saya baru dikasih informasi resmi bahwa saya dinyatakan negatif oleh RSPAD," kata Detri dalam acara Ngopi Bareng Sandiaga Uno di Live Facebook, Minggu (5/4/2020).

Detri yang juga mantu dari Menteri Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia, Tjahjo Kumolo ini mengisahkan awalnya ia tidak merasakan gejala umum Covid-19 apapun.

Baca Juga: Meghan Markle Sudah Pindah Ke LA Tapi Belum Bertemu Ibunya, Ada Apa?

Saat diberitahu hasil tes dinyatakan positif, ia mengaku sempat mengalami syok dan kebingungan karena menganggap kondisinya sehat namun dinyatakan positif terjangkit virus corona.

"Waktu positif pertama kali saya berpikir, 'Ini umur gue bentar lagi'" lanjut ayah dari dua orang anak ini.

Setelah itu, ia menghubungi dokter yang menanganinya di RSPAD Gatot Soebroto untuk menanyakan apa yang harus ia lakukan. Sang dokter mengatakan ia tidak perlu dirawat di rumah sakit, hanya cukup melakukan isolasi diri di rumah selama 14 hari.

Dokter juga kebingungan untuk memberikan obat apa pada Detri karena sampai sekarang belum ada obat khusus bagi pasien Covid-19.

"Hingga akhirnya dokter bilang ini adalah self healing disease, penyakit yang bisa sembuh sendiri. Imun yang ada di dalam diri kita akan melawan virus tersebut, dan masa inkubasinya 14 hari," katanya.

Baca Juga: Kemenkes: Isolasi Diri dari Virus Corona Bukan Mengasingkan Diri

Sempat masih merasa panik dan bingung, Detri akhirnya mengalah dan melakukan isolasi diri di rumah selama 14 hari. Selama isolasi, ia diimbau untuk tidak keluar dari kamar untuk mengurangi kemungkinan penyebaran virus ke orang rumah.

Di hari pertama isolasi, Detri merasa tidak nyaman dengan membaca berita dan kabar di media sosial, akhirnya ia memutuskan untuk membeberkan status positifnya di media sosial.

Tanpa disangka banyak yang antusias hingga akhirnya di hari kedua ia diberondongi pertanyaan dari rekan wartawan dan teman dekat.

Kata Detri, awalnya ia sempat merasa terbebani untuk membeberkan status positifnya ke khalayak luas karena takut akan mendapatkan cacian.

"Tapi daripada saya pikir panjang lebar, udahlah saya cerita, saya bilang saya terpapar Covid-19. Tapi suatu saat nanti saya sembuh saya juga bisa cerita lagi ke masyarakat," ujar Detri.

Detri tak pernah menyangka namanya akan menjadi seterkenal ini akibat terjangkit corona. Namun ia bersyukur setidaknya ia bisa mengedukasi dan berbagi kepada masyarakat.

Selama isolasi diri, Detri menyibukkan diri dengan berkomunikasi ke banyak orang seperti dokter, warganet, teman terdekat, dan lain-lain. Dan ketika sembuh sperti sekarang, Detri mengaku ingin terus berbagi dan bermanfaat bagi masyarakat.

Di media sosial, banyak warganet yang bertanya mengenai Covid-19 kepada dirinya. Detri kemudian berusaha menjawab dengan kapasitasnya sebagai mantan pasien dan ilmu yang ia dapat dari para dokter.

Misal, ada yang bertanya soal obat vitamin yang kini langka akibat fenomena panic buying. Detri lalu menyarankan untuk mengonsumsi buah dan sayur yang mengandung banyak vitamin yang dibutuhkan tubuh.

"Terus kebanyakan vitamin juga belum tentu 100 persen dicerna di badan kita," lanjutnya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap berpikir positif. "Dengan ini membuat imun diri kita naik. Terus pola hidup yang teratur, pola makan empat sehat lima sempurna, olahraga, dan kena sinar matahari setiap hari," kata Detri.

Sebagai seorang mantan pasien, ia menyayangkan Indonesia yang belum bisa melakukan tes massal Covid-19 untuk meminimalisis orang-orang tanpa gejala menularkan kepada orang-orang berisiko tinggi.

"Saya ingin teman-teman di luar sana juga mendapatkan hak yang sama, minimal bisa mendapat tes. Kalau mereka bisa tahu hasil mereka apa, seperti di Wuhan tes massal, mereka kan bisa lebih aware. Ini kan darurat corona," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI