Suara.com - Gelombang kedua Covid-19 dianggap tengah terjadi saat ini lantaran sejumlah negara mengalami lonjakan jumlah kasus secara signifikan. Lalu, perlukah Indonesia khawatir dengan gelombang kedua Covid-19 ini?
Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia Prof. Syahrizal Syarif menyatakan bahwa Indonesia tak perlu khawatir dengan peristiwa gelombang kedua wabah Covid-19. Oleh sebab itu, tak perlu juga ada persiapan apapun untuk menghadapinya.
"Gak perlu khawatirlah. Menurut saya gak perlu bersiap. Kan kita sudah tahu penanganannya. Gak perlu disiapin apa-apa," kata Syahrizal kepada Suara.com, Senin (6/4/2020).
Ia menjelaskan bahwa gelombang kedua Covid-19 sebenarnya penularan virus yang menyebar luas dari pusat wabah, yakni China. Tapi jika terjadi di negara luar China, gelombang kedua virus corona bisa terjadi jika terjadi import case, yaitu penularan dari warga yang baru pulang dari negara dengan tingkat kasus Covid-19 masih tinggi.
Baca Juga: Muncul Bakso Virus Corona di Surabaya, Cara Bertahan Digempur COVID-19
"Gelombang kedua hanya mungkin jika di luar kita masih banyak negara yang belum selesai dan orang Indonesia banyak berkunjung ke sana. Ya, itu import case namanya. Nanti itu sekitar Juli, Agustus, November. Itu pun situasi kalau di negara lain belum selesai. Tapi kalau Agustus seluruh negara sudah selesai, ya sudah selesai wabahnya," paparnya.
Perkiraan gelombang kedua virus corona Covid-19 ini masih perlu diikuti perkembangan jumlah kasus yang terjadi. Menurut Syahrizal, Indonesia juga tak perlu seperti China yang tidak langsung membebaskan orang masuk ke negaranya meski penambahan data kasus baru telah menurun.
"Gelombang kedua terjadi kalau misalnya kasus transmisi lokal di satu negara sudah selesai tapi kemudian kita lengah dengan kasus baru, kasus import yang berasal dari negara yang belum selesai. Kemungkinannya cuma itu yang terjadi," ujarnya.