Suara.com - Isolasi mandiri harus dilakukan oleh orang yang sakit selama masa pandemik virus Corona Covid-19.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto menjelaskan, ada tiga cara mengetahui orang sakit yang harus melakukan isolasi mandiri.
"Pertama dari pemeriksaan swab ditemukan virusnya berarti dia sakit. Artinya dia menular. Kedua, yang mungkin sakit artinya kalau rapid test hasilnya positif atau kita yakini kemungkinan dia sakit. Ketiga, orang dengan keluhan seperti covid yaitu, tubuh panas disertai batuk, pilek, dan napas tidak nyaman," papar Yuri dalam siatan langsung melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Senin (6/4/2020).
![Achmad Yurianto tampil mengenakan masker (Dok BNPB)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/04/05/80554-achmad-yurianto-tampil-mengenakan-masker.jpg)
Menurut Yuri, yang paling banyak di masyarakat yakni orang tanpa gejala. Kelompok itu yang justru harus berhati-hati. Oleh karena itu, karantina di rumah alias isolasi mandiri menjadi imbauan bagi seluruh masyarakat.
Baca Juga: Menjaga Wajah Tetap Cantik Meski #DiRumahAja
Apalagi jika mengalami keluhan sakit apa pun. Jubir pemerintah untuk Covid-19 itu menyampaikan isolasi mandiri sebaiknya segera dilakukan.
"Kalau ada keluhan kita nyatakan, ya sudah sebaiknya lakukan isolasi. Tapi bukan berarti mengasingkan diri. Karena isolasi mandiri sifatnya isolasi fisik bukan isolasi sosial. Artinya tidak dikucilkan," tuturnya.
Sementara itu aturan dalam melakukan isolasi mandiri, lanjut Yuri, yang terpenting merupakan menjaga kontak dekat dengan siapa pun. Sebab penularan virus melalui droplet yang keluar saat orang batuk, bersin, maupun bicara.
Ia menekankan bahwa isolasi mandiri tetap bisa melakukan kontak sosial dengan keluarga atau tetangga asalkan dengan menjaga jarak.
"Kalau tidak ingin terpapar jaga jarak. Saya bisa berada di tengah-tengah keluarga tapi harus jaga kontak fisik tidak boleh kurang dari dua meter. Harus pakai masker terus supaya droplet tertahan di masker," jelas Yuri.
Baca Juga: Update Corona Covid-19 Global: Total Kesembuhan Capai 79 Persen