30 Persen Kasus Covid-19 Berasal dari Penularan Asimptomatik, Apa Itu?

Senin, 06 April 2020 | 11:21 WIB
30 Persen Kasus Covid-19 Berasal dari Penularan Asimptomatik, Apa Itu?
Ilustrasi rumah sakit. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyebaran virus corona Covid-19 yang begitu cepat. Para ahli meminta masyarakat umum tetap berada di rumah bila tidak ada kepentingan mendesak. Hal itu karena seseorang mungkin saja menularkan virus ke orang lain meskipun merasa sehat.

Sebab, beberapa orang yang memiliki virus corona Covid-19 bisa saja tidak mengalami gejala umum, seperti batuk, demam tinggi hingga sesak napas. Orang dengan Covid-19 tanpa gejala ini disebut pembawa asimptomatik.

"Penularan tanpa gejala artinya Anda bisa terinfeksi virus, meskipun tidak memiliki gejala dan masih bersifat menular," kata Dr. William Schaffner, profesor kedokteran pencegahan dan penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center, dikutip dari ABC News.

Contohnya, Dr. John Williams, kepala divisi penyakit menular anak di Rumah Sakit Anak-Anak Universitas Pittsburgh Medical Center, menunjukkan bahwa infeksi virus corona Covid-19 tanpa gejala adalah hal paling umum pada anak-anak dan terjadi sekitar 10-30 persen kasus.

Baca Juga: Waspada, Nyeri Otot Bisa Jadi Tanda Virus Corona Covid-19 yang Parah

Namun, para ahali belum mengetahui proses penularan virus antara orang dewasa dengan Covid-19 yang tidak menunjukkan gejala apapun.

Pandemi Virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Pandemi Virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

"Sebenarnya mencari tahu seberapa banyak penularan diam (tanpa gejala) adalah hal paling sulit," kata Dr. Todd Ellerin, kepala penyakit menular di South Shore Health.

Tapi, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dr. Robert Redfield memperkirakan penularan asimptomatik dapat mencapai 25 persen. Data dari awal pandemi menunjukkan bahwa banyak orang yang tidak mengalami gejala sejak awal terinfeksi virus corona Covid-19.

Inilah yang menjadi inti permasalahan virus corona Covid-19 sulit diatasi. Meskipun banyak orang merasa sehat, mereka masih mampu menularkan virusnya ke orang lain.

"Virus ini memiliki masa inkubasi yang panjang sehingga gejalanya mungkin tidak muncul 5 hingga 14 hari. Karena itu, orang bisa menyebarkan penyakit tanpa mengetahui dirinya sakit atau tidak," kata Dr. Simone Wildes, seorang spesialis penyakit menular di South Shore Health.

Baca Juga: Kismis Termasuk Makanan Paling Kotor, Ternyata Ini Bahayanya

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa memperkirakan bahwa virus corona jenis baru yang menyebabkan COVID-19 dapat diambil dengan tes konvensional sekitar satu atau dua hari sebelum gejala muncul.

Ilustrasi pasien corona Covid-19 (Shutterstock)
Ilustrasi pasien corona Covid-19 (Shutterstock)

Artinya, orang mungkin memiliki cukup virus dalam tubuh untuk dideteksi dengan tes laboratorium. Tetapi, mereka mungkin belum merasa sakit. Beberapa orang mungkin tidak akan pernah sakit, yang artinya asimptomatik dan sebagian lainnya akan mengalami gejala setelah beberapa hari.

Menurut laporan South China Morning Post, jumlah orang yang positif corona Covid-19 tanpa gejala mencapai 30 persen dari kasus. Data dari China ini pun telah dikonfirmasi oleh sekolah ahli Jepang yang dipimpin Hiroshi Nishiura, seorang ahli epidemiologi di Universitas Hokkaido.

Mereka menemukan pasien Jepang yang dievakuasi dari Wuhan sebagai pusat wabah virus corona Covid-19 menunjukkan 30,8 persen pasien tidak mengalami gejala apapun.

Hal inilah yang mungkin menyebabkan banyak kasus corona Covid-19 tidak terdiagnosis. Karena itu, ahli kesehatan meminta semua orang berasumsi bahwa dirinya bisa menularkan virus ke orang lain.

Oleh karenanya, semua orang harus lebih waspada, menjalankan perintah ahli kesehatan, seperti menjaga jarak, mencuci tangan pakai air dan sabun serta memakai masker kain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI