Suara.com - Wabah virus corona Covid-19 yang menyebar di seluruh dunia tidak hanya berdampak pada masyarakat umum, tetapi juga petugas medis yang berada di garda terdepan melawan virus mematikan ini.
Bayangkan saja, para petugas medis tidak bisa melindungi dirinya di dalam rumah seperti masyarakat umum. Mereka harus mempertaruhkan nyawa menangani pasien virus corona Covid-19 dengan risiko penularan yang sangat besar.
Tak hanya itu, mereka pun harus hidup terpisah dengan keluarga dan orang yang disayang selama berminggu-minggu untuk menghindari penularan virus lebih luas.
Para petugas medis ini tidak hanya gelisah dalam merawat pasien virus corona Covid-19. Pikiran mereka mungkin juga terusik dengan terbatasnya alat perlindungan diri (APD) dan perubahan protokol rumah sakit yang begitu cepat.
Baca Juga: Komplikasi Jantung, Musisi Legendaris Bill Withers Tutup Usia
Situasi ini tentu lebih berat bagi petugas medis, terlebih mereka tidak bisa sembarangan melakukan kontak dengan pasangan, anak maupun anggota keluarga lainnya.
Artinya, dilansir oleh vox.com, kesehatan mental para petugas medis berada dalam kondisi serius dan berbahaya. Sebuah studi baru dalam Journal of American Medical Association telah mengukur risiko kesehatan mental tersebut.
Studi berbasis survei ini telah meneliti kesehatan mental dari 1.257 petugas kesehatan yang merawat pasien Covid-19 di 34 rumah sakit di China. Hasilnya, sebagian besar dari mereka melaporkan gejala depresi 50 persen, kecemasan 45 persen, insomnia 34 persen dan tekanan psikologis 71,5 persen.
Dalam hal ini, wanita dan perawat adalah orang yang mengalami gejala sangat parah. Tapi, hasil ini tidak mengejutkan karena mereka sering dipanggil untuk melakukan pekerjaan yang ekstra emosional.
Contohnya, mereka harus menekan perasaannnya sendiri ketika menghadapi pasien virus corona Covid-19 yang terus berdatangan. Sedangkan wabah ini telah menelan banyak korban jiwa di depan matanya sendiri.
Baca Juga: Tak Cuma Paru-Paru, Virus Corona Covid-19 Berpotensi Merusak Jantung!
Bahkan petugas medis yang berada di garda terdepan saat wabah virus corona Covid-19 di Wuhan, China menunjukkan beban psikologis yang lebih besar daripada pekerja perawatan kesehatan Tiongkok yang lebih jauh.