Virus Corona Baru: Berikut 3 Penelitian yang Baru Ditemukan Ilmuwan

Minggu, 05 April 2020 | 19:20 WIB
Virus Corona Baru: Berikut 3 Penelitian yang Baru Ditemukan Ilmuwan
Virus corona (COVID-19) muncul dari permukaan sel manusia, credit: NIAID-RML
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi virus corona baru sudah berlangsung hingga tiga bulan lebih sejak Desember 2019 lalu. Hingga Minggu (5/4/2020), jumlah korban meninggal secara global mencapai lebih dari 64 ribu, hampir 1,2 juta kasus. dan 246 ribu pasien sembuh.

Meski sudah berbulan-bulan, nyatanya masih banyak hal yang masih harus 'digali' dari virus corona baru ini oleh para ilmuwan. Setiap hari mereka melakukan penelitian guna mencari tahu seluk beluk dari SARS-CoV-2 ini.

Dilansir The Health Site, berikut beberapa penelitian baru yang ditemukan beberapa minggu ini.

1. Transmisi tetesan pernapasan dari Sars-CoV-2 mungkin lebih jauh dari 2 meter

Baca Juga: Apakah Istri Berdosa Menolak Ajakan Suami Hubungan Seks saat Wabah Corona?

Peneliti dari MIT mengungkapkan virus corona baru dapat melakukan 'perjalanan' hingga 8 meter setelah seseorang yang terinfeksi bersin atau batuk.

Mereka juga menambahkan pedoman jarak fisik oleh WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mungkin tidak cukup untuk menahan penyebaran penyakit ini.

Laporan yang terbit pada Journal of American Medical Sssociation juga mencatat pedoman jarak fisik yang digunakan oleh WHO dan CDC adalah dari model masa lampau pada 1930-an.

Pada kenyataannya, kata peneliti, tetesan dari semua ukuran dapat menempuh jarak 7 hingga 8 meter, dan membawa patogen.

Ilustrasi vaksin COVID-19. [Shutterstock]
Ilustrasi vaksin COVID-19. [Shutterstock]

2. Penggunaan vaksin TB untuk penyembuhan

Baca Juga: Dua PDP Meninggal, Kasus Positif Corona di Gunungkidul Muncul Lagi

Peneliti dari New Yrok Institute of Technology mengatakan, 'negara dengan kebijakan wajib untuk vaksinasi TB (bacillus Calmette-Guerin (BCG)) mencatat lebih sedikit kematian akibat virus corona baru dibandingkan dengan negara yang tidak memiliki kebijakan itu'.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI