WHO Tegaskan Sinar Matahari Tidak Bisa Bunuh Virus Corona, Ini Kata Dokter!

Jum'at, 03 April 2020 | 19:15 WIB
WHO Tegaskan Sinar Matahari Tidak Bisa Bunuh Virus Corona, Ini Kata Dokter!
Ilustrasi perempuan berjemur di bawah sinar matahari. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Semua orang berusaha melakukan segala cara untuk mencegah penularan virus corona Covid-19, salah satunya berjemur pagi hari. Banyak orang percaya bahwa berjemur pagi hari bisa membunuh virus corona Covid-19.

Selain itu, berjemur pagi hari juga diklaim bisa membantu mencegah tubuh terinfeksi virus corona karena vitamin D yang diperoleh dari paparan sinar matahari.

Faktanya, vitamin D dari paparan sinar matahari alami maupun suplemen tidak bisa membunuh maupun mencegah virus corona Covid-19. Vitamin D hanya membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia telah menegaskan bahwa sinar matahari tidak akan membunuh virus corona Covid-19. Sejauh ini tidak ada bukti spesifik yang menyatakan bahwa sinar matahari bisa membunuh virus corona jenis baru ini.

Baca Juga: Informasi Corona Covid-19 Picu Kecemasan, Wanita Ini Ceritakan Polanya

Sebelumnya, Dokter Tan Shot Yen seperti Suara.com kutip dari kanal YouTube Henry Remanlay juga meluruskan bahwa sinar matahari tidak akan membunuh virus, bakteri maupun kuman.

Sinar matahari tidak membunuh virus corona Covid-19 (Twitter/@WHOIndonesia)
Sinar matahari tidak membunuh virus corona Covid-19 (Twitter/@WHOIndonesia)

"Mematikan kuman memang ada metode yang disebut memberikan cahaya ultraviolet, diberikan cahaya matahari, diberikan panas bahkan direbus. Tapi tidak benar bahwa orang dengan berjemur matahari itu seperti kita merebus virusnya. Itu tidak masuk akal," jelas ahli nutrisi Dokter Tan Shot Yen.

Sedangkan, sinar ultraviolet yang disebut bisa membunuh virus juga masih belum pasti. Adapun 3 jenis ultraviolet dari paparan sinar matahari, yakni ultraviolet a, ultraviolet b dan ultraviolet c. Sementara yang dibutuhkan tubuh manusia hanya ultraviolet b.

"Jadi, ultraviolet b yang mengandung provitamin D3, masih Pro ya, itu bersama dengan kolesterol di bawah kulit kita akan dibentuk yang namanya vitamin D3. Inilah yang menjadi sumber kekebalan tubuh manusia," paparnya.

Paparan sinar matahari terlalu lama dan sering justru dikhawatirkan bisa menyebabkan kanker, karena memancarkan ultraviolet A. Ultraviolet A itulah yang memiliki sifat gelombang panjang.

Baca Juga: Virus Corona Covid-19 Picu Gangguan Tidur, Begini Cara Mengatasinya!

"Jadi kalau pun matahari masih jauh banget, misalnya masih jam 6 atau setengah 6 cahaya matahari bernama gelombang ultraviolet a itu bisa masuk ke permukaan bumi. Ultraviolet ini yang harusnya kita hindari karena menyebabkan kanker dan keriput," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI