18 Negara Bebas Virus Corona, Peneliti Prediksi Wilayah Terakhir Infeksi

Jum'at, 03 April 2020 | 16:10 WIB
18 Negara Bebas Virus Corona, Peneliti Prediksi Wilayah Terakhir Infeksi
Peta penyebaran Covid-19 dari WHO seperti yang diakses pada Senin (23/3/2020). Terlihat kasus penularan lebih banyak terjadi di utara Khatulistiwa. [Dok WHO]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Nauru adalah negara terkecil kedua di dunia, populasinya hanya berkisar 10.000 orang. Meskipun belum ada kasus, presiden negara tersebut tetap menetapkan kondisi darurat Covid-19.

Menurut BBC, tindakan dilakukan karena negara kecil dekat Brisbane Australia itu hanya memiliki satu rumah sakit dan kekurangan perawat. Pemerintah tidak ingin mengambil risiko lebih banyak.

Pada 2 Maret, Nauru melarang kedatangan dari China, Korea Selatan, dan Italia. Lima hari kemudian, pendatang dari Iran juga dilarang.

Pada pertengahan Maret, Nauru Airlines menangguhkan penerbangan ke Fiji, Kiribati, dan Kepulauan Marshall, dan satu-satunya rute adalah dari Brisbane, namun dikurangi dari tiga kali seminggu menjadi sekali seminggu.

Baca Juga: Malaysia Lockdown, Indonesia Kebanjiran Order Babi dari Singapura

Setelah itu, semua yang tiba dari Australia diperintahkan untuk karantina 14 hari. Kebijakan itu, kata Presiden Lionel Aingimea disebut dengan "penangkapan dan penahanan".

Gejala dan Penanganan Pasien Covid-19
Gejala dan Penanganan Pasien Covid-19

Sejumlah kecil negara dengan perbatasan darat juga sampai sekarang telah diselamatkan dari kasus virus corona.

Andy Tatem, seorang profesor demografi spasial dan epidemiologi di Universitas Southampton berasumsi mengenai negara terakhir yang akan terkena virus corona.

Menurutnya, negara-negara di Pasifik Selatan akan menjadi daerah yang selamat dari pandemi.

"Sepertinya itu adalah Pasifik Selatan, pulau-pulau yang sangat terpencil," kata Tatem.

Baca Juga: Viral Lipstik Kissproof Rasa Pete, Ternyata Begini Faktanya

"Tetapi dalam ekonomi global kita, saya tidak yakin ada tempat yang akan lolos dari penyakit menular seperti itu."

Menurutnya, model lockdown seperti yang ada di Nauru dapat berfungsi, tetapi tidak dapat bertahan selamanya.

"Sebagian besar negara-negara ini bergantung pada semacam impor dari luar baik makanan, barang, hingga pariwisata. Mungkin mereka dapat lockdown sepenuhnya, tetapi akan merusak ekonomi dan mereka akhirnya harus membuka," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI