Bukan Lagi Lansia, Orang Muda Sehat dengan Covid-19 Berisiko Kritis

Jum'at, 03 April 2020 | 15:24 WIB
Bukan Lagi Lansia, Orang Muda Sehat dengan Covid-19 Berisiko Kritis
Ilustrasi video call di tengah wabah corona
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasien Covid-19 di New York menjadi antitesis dari penelitian sebelumnya. Di kota tersibuk itu, banyak pasien yang dirawat di ruang intensif karena positif corona bukan orang lansia, tapi orang muda hingga dewasa.

Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), 1 dari 5 pasien corona di New York adalah orang berusia di bawah 44 tahun. Bahkan menurut WHO, 10 hingga 15 persen orang yang dirawat karena Covid-19 di dunia adalah orang di bawah 50 tahun.

Pada Jumat (28/3/2020), Rumah Sakit Sinai Morningside Manhattan kedatangan seorang pria berumur 32 tahun. Sebelumya pasien tersebut tidak memiliki keluhan apapun namun ia tiba-tiba demam, sesak napas dan kadar oksigennya rendah.

Peristiwa tersebut mengingatkan imbauan berbagai organisasi pada awal wabah ini terjadi. Pesan itu menyatakan bahwa orang lansia berada di risiko tertinggi. Namun pernyataan tersebut berubah pada pertengahan bulan Maret.

Baca Juga: Bintang Seks Gangbang Vina Garut Kena Dampak Wabah Virus Corona

Pihak pejabat kesehatan Amerika Serikat mulai memperingatkan orang-orang yang masih muda untuk berhati-hati. Hal itu disebabkan karena kasus Italia dan Perancis, termutakhir adalah Amerika dengan banyaknya kasus orang-orang muda yang terinfeksi.

"Begitu banyak pasien yang tidak cocok dengan gambaran yang kami dapatkan dari China atau Italia. Ini bukan hanya menyerang pasien usia lanjut, siapa pun bisa terinfeksi," kata dokter Rumah Sakit Sinai Morningside Manhattan, Kaedrea Jackson.

Menurut Jackson, 20 persen kasus yang dikonfirmasi di rumah sakit adalah orang-orang di bawah 50 tahun. Banyak dokter muda berusia 30-an mengawasi pasien sehat seusia mereka di rumah sakit yang harus memakai ventilator.

Kurangnya pengujian yang meluas terhadap virus di Amerika Serikat telah membuat pejabat kesehatan sulit mengetahui kelompok mana yang paling berisiko. Tetapi dokter dan petugas kesehatan lainnya menggambarkan jumlah pasien yang lebih mulai muda membutuhkan perawatan untuk menyelamatkan jiwa.

"Ini anak muda, yang sebelumnya sehat," kata Eric Wei, seorang dokter ruang gawat darurat dan kepala petugas di NYC Health+Hospitals.

Baca Juga: Disinfektan Bukan buat Manusia, Bupati Sleman Sosialisasi Pakai Video Kocak

ilustrasi anak muda menggunakan masker (Maker's Habitat)
ilustrasi anak muda menggunakan masker (Maker's Habitat)

"Mereka terlihat terserang flu. Dalam beberapa jam, mereka membutuhkan oksigen. Dalam beberapa jam lagi mereka membutuhkan ventilator," tambahnya.

Di Pusat Medis NYU Langone Health Manhattan, puluhan pasien dalam perawatan intensif berusia di bawah 50 tahun. Menurut seorang pekerja yang memberikan perawatan di pusat medis tersebut menyatatakan, beberapa pasien masih berusia 20-an, dan satu anak berusia tujuh tahun.

Para ahli melihat pola yang sama muncul di tempat lain di AS. Di Philadelphia, 56 persen dari kasus Covid-19 yang dikonfirmasi adalah orang di bawah 40 tahun.

Seorang remaja kehilangan nyawa di Los Angeles, seorang anak berusia 12 tahun diintubasi di Seattle, seorang bayi terinfeksi di Delaware, dan seorang bayi berusia satu tahun meninggal di Chicago.

Menurut Jackson, dibanjiri pasien muda menjadi hal yang sulit untuk menempatkan prioritas.

"Sulit untuk kehilangan siapa pun," katanya.

"Mereka adalah kaum muda, mereka yang memiliki kehidupan penuh di masa depan mereka yang tidak memiliki masalah medis, mereka menonjol. Mereka adalah orang-orang yang sulit untuk dilupakan," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI