Suara.com - Dua perusahaan Amerika Serikat telah meluncurkan tes antibodi cepat untuk virus corona baru. Tes ini dapat digunakan untuk mendeteksi apakah sistem kekebalan tubuh memiliki Covid-19 atau tidak.
BD, sebuah perusahaan teknologi medis besar, dan BioMedomics, perusahaan diagnostik klinis berbasis di North Carolina, mengumumkan tes baru ini dapat mendeteksi bukti paparan virus di masa lalu atau sekarang hanya dalam 15 menit.
BBC melaporkan pada Selasa (1/4/2020), Inggris sendiri pun telah memesan 3,5 juta tes antibodi. Namun, ini belum bisa digunakan karena masih diperiksa untuk memastikan apakah tes benar-benar bekerja.
Dilansir Financial Times, apa yang disebut sebagai tes serologis ini dinilai penting karena dapat digunakan untuk menilai siapa yang mungkin sudah kebal terhadap virus corona baru.
Baca Juga: Tenaga Medis Positif Corona saat Hamil, IDI: Bisa Ganggu Pertumbuhan Janin
Antibodi adalah protein yang diproduksi sel darah putih tubuh untuk melawan infeksi. Ini berikatan dengan virus, mencegahnya menginfeksi sel, dan dapat tetap berada dalam darah setelah infeksi sembuh.
"Tes antibodi terlihat untuk melihat apakah seseorang telah terpapar antigen tertentu, seperti virus. Mereka mendeteksi antibodi manusia dalam darah menggunakan antigen yang dirancang mirip dengan fitur virus," tutur dekan Fakultas Kedokteran Universitas Drexel, Charles Cairns, dikutip Science News.
"Atau sebaliknya, tes mendeteksi virus dalam darah menggunakan antibodi (buatan manusia) yang dirancang untuk menjebak virus," sambungnya.
Tes ini menggunakan sampel tes darah yang kemudian dimasukkan ke alat cartridge, kemudian diberi bahan kimia yang disebut buffer.
Direktur Pusat Vaksin dan Imunoterapi di Wistar Institute di Philadelphia, David Weiner, mengatakan bahwa tes ini termasuk penting.
Baca Juga: Sempat Positif Corona, Hasil Rapid Test Andrea Dian Kini Negatif
"Kami sekarang menyaring untuk menemukan orang yang positif (dan memiliki infeksi saat ini). Tetapi penting untuk menemukan orang yang sudah pulih dan yang tidak mungkin terinfeksi ulang," sambungnya.