Suara.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa orang yang positif Covid-19 relatif ringan pada sekitar 80% kasus.
Virus corona baru ini menyerang paru-paru, dan pada sekitar 20% pasien, infeksi bisa menjadi serius.
Ketika virus memasuki sel paru-paru, mereka akan bereplikasi dan menghancurkan sel, jelas seorang spesialis penyakit menular di Columbia University Irving Medical Center, Yoko Furuya.
"Karena tubuh kita merasakan, semua virus itu pada dasarnya penyerbu asing, yang memicu sistem kekebalan tubuh kita untuk membasmi dan mencoba mengendalikan dan menghentikannya membuat lebih banyak salinan dari dirinya sendiri," jelasnya, dikutip dari NPR.
Baca Juga: Perang Lawan Corona, Suryo Prabowo: Kita Jadi Garda Depan Bukan Dokter
Tetapi, Furuya juga mengatakan respon sistem kekebalan terhadap virus ini juga dapat menghancurkan jaringan paru-paru dan menyebabkan peradangan. Hasilnya adalah pneumonia.
Ketika ini terjadi, artinya kantung udara di paru-paru menjadi meradang dan dipenuhi cairan, membuat paru-paru lebih sulit bernapas.
Kondisi ini juga membuat paru-paru sulit menyuplai oksigen ke darah, berpotensi memicu masalah.
"Kurangnya oksigen menyebabkan lebih banyak peradangan, lebih banyak masalah dalam tubuh. Organ-organ membutuhkan oksigen untuk berfungsi, bukan? Jadi ketika Anda tidak memiliki oksigen, maka hati Anda mati dan ginjal Anda mati," jelas Carlos del Rio, profesor kedokteran dan kesehatan global di Emory University.
Kasus yang paling parah adalah sekitar 6% berakhir dalam perawatan intensif dengan kegagalan multi-organ, gagal pernapasan dan syok septik, menurut catatan WHO pada Februari 2020.
Baca Juga: Obat Flu Disebut Bisa Sembuhkan Pasien Virus Corona ?
Banyak pasien di rumah sakit yang juga membutuhkan oksigen tambahan. Dalam kasus ekstrem, mereka membutuhkan ventilator mekanik untuk menyelamatkan hidup pasien dengan infeksi parah.