Suara.com - Selama pandemi virus corona baru ini banyak informasi kurang benar yang beredar di masyarakat, salah satunya tentang virus corona baru yang memiliki pH 5,5 hingga 8,5.
Power of Hydrogen (pH) atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki suatu larutan.
"Ini untuk memberi tahu kami semua bahwa pH untuk virus korona bervariasi dari 5,5 hingga 8,5.
Yang perlu kita lakukan, untuk mengalahkan virus korona adalah mengambil lebih banyak makanan alkali yang berada di atas tingkat pH virus," tulis pesan yang beredar via WhatsApp.
Baca Juga: Di Tengah Pandemi COVID-19, WhatsApp Sempat Gangguan
Kemudian pesan tersebut memberi daftar buah-buahan yang memiliki pH di atas yang dibutuhkan virus corona. Salah satunya adalah buah alpukat yang memiliki pH 15,6. Padahal, nilai pH berkisar dari 0 hingga 14 saja, tidak ada yang memiliki pH di atas 14.
Benarkah kabar ini?
Kita tahu bahwa virus corona (secara umum) adalah sekelompok virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih serius.
Dilansir Africa Check, informasi di atas didasarkan pada sebuah artikel berjudul 'Alteration of the pH Dependence of Coronavirus-Induced Cell Fusion: Effect of Mutations in the Spike Glycoprotein'.
Artikel tentang virus corona dan pH tersebut terbit dalam Journal of Virology, dari American Society for Microbiology pada April 1991.
Baca Juga: Beredar di WhatsApp, Pengumpulan Donasi Uang RSUD Kota Yogyakarta Hoaks
Kalimat pertama dari abstrak artikel memperjelas penelitian 1991 ini mengamati jenis virus corona yang sama sekali berbeda, yaitu virus corona tikus virus hepatitis tipe 4 (MHV4).
Sedangkan virus corona baru yang menyebabkan Covid-19 disebut sindrom pernapasan akut virus corona 2 atau SARS-CoV-2.
Artikel jurnal tersebut juga mengklaim bahwa MHV4 memiliki tingkat atau kisaran pH tertentu. Jadi, ini tidak ada hubungannya dengan virus corona baru.
Virus corona tidak memiliki pH sendiri
Profesor kesehatan masyarakat di Universitas Ilorin di Nigeria barat, Tanimola Akande, mengatakan bahwa virus corona baru tidak memiliki pH sendiri. Dia mengatakan mereka bertahan dengan baik di lingkungan dengan pH sekitar 6 dan tidak mampu bertahan pada pH 8 ke atas.
Profesor virologi di WHO, Oyewale Tomori, juga mengungkapkan klaim tentang pH virus corona baru salah. Dia mengingatkan bagaimana virus menyebar, melalui tetesan batuk dan bersin.
“Coronavirus tidak ada hubungannya dengan perut, jadi bagaimana 'makanan alkali' ini, seperti lemon, jeruk nipis, alpukat dan bawang putih, mengalahkan virus? Klaim ini harus diabaikan,”katanya.
Selama ini WHO pun hanya menyarankan orang untuk memberi jarak fisik lebih dari satu meter dari orang lain, membersihkan tangan secara teratur dan menyeluruh, dan untuk tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut. Mereka tidak mengatakan apa-apa tentang pH virus atau makanan apa pun.