Kalimat pertama dari abstrak artikel memperjelas penelitian 1991 ini mengamati jenis virus corona yang sama sekali berbeda, yaitu virus corona tikus virus hepatitis tipe 4 (MHV4).
Sedangkan virus corona baru yang menyebabkan Covid-19 disebut sindrom pernapasan akut virus corona 2 atau SARS-CoV-2.
Artikel jurnal tersebut juga mengklaim bahwa MHV4 memiliki tingkat atau kisaran pH tertentu. Jadi, ini tidak ada hubungannya dengan virus corona baru.
Virus corona tidak memiliki pH sendiri
Baca Juga: Di Tengah Pandemi COVID-19, WhatsApp Sempat Gangguan
Profesor kesehatan masyarakat di Universitas Ilorin di Nigeria barat, Tanimola Akande, mengatakan bahwa virus corona baru tidak memiliki pH sendiri. Dia mengatakan mereka bertahan dengan baik di lingkungan dengan pH sekitar 6 dan tidak mampu bertahan pada pH 8 ke atas.
Profesor virologi di WHO, Oyewale Tomori, juga mengungkapkan klaim tentang pH virus corona baru salah. Dia mengingatkan bagaimana virus menyebar, melalui tetesan batuk dan bersin.
“Coronavirus tidak ada hubungannya dengan perut, jadi bagaimana 'makanan alkali' ini, seperti lemon, jeruk nipis, alpukat dan bawang putih, mengalahkan virus? Klaim ini harus diabaikan,”katanya.
Selama ini WHO pun hanya menyarankan orang untuk memberi jarak fisik lebih dari satu meter dari orang lain, membersihkan tangan secara teratur dan menyeluruh, dan untuk tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut. Mereka tidak mengatakan apa-apa tentang pH virus atau makanan apa pun.
Baca Juga: Beredar di WhatsApp, Pengumpulan Donasi Uang RSUD Kota Yogyakarta Hoaks