Terbukti Bukan Rekayasa, Virus Corona Baru Merupakan Produk Evolusi Alami

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Kamis, 02 April 2020 | 16:12 WIB
Terbukti Bukan Rekayasa, Virus Corona Baru Merupakan Produk Evolusi Alami
COVID-19 (kuning) di antara sel-sel manusia (biru, merah muda dan ungu), credit: NIAID-RML
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Virus corona atau Covid-19 yang tengah menjadi pandemi global sempat dirumorkan sebagai rekayasa atau senjata biologis yang dibuat di laboratorium.

Bagi yang terlanjur percaya, perlu diketahui bahwa itu hanyalah hoaks semata. Sebab dalam temuan yang dipublikasikan baru-baru ini di Jurnal Nature Medicine, disebutkan bahwa SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 adalah produk evolusi alami.

Dilansir dari Science Daily, analisis data sekuens genom publik dari SARS-CoV-2 dan virus terkait tidak menemukan bukti bahwa virus itu dibuat di laboratorium atau direkayasa.

"Dengan membandingkan data urutan genom yang tersedia untuk strain virus corona yang diketahui, kita dapat dengan tegas menentukan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari proses alami," kata Kristian Andersen, PhD, seorang profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research.

Baca Juga: Sedang Hamil, Perempuan ODP Covid-19 di NTT Meniggal Setelah dari Bali

Berdasarkan analisis sekuensing genomik mereka, Andersen dan kolaboratornya menyimpulkan bahwa kemungkinan asal untuk SARS-CoV-2 mengikuti salah satu dari dua skenario berikut.

Ilustrasi virus corona Covid-19. [Shutterstock]
Ilustrasi virus corona Covid-19. [Shutterstock]

Skenario pertama, virus berevolusi ke keadaan patogen saat ini melalui seleksi alam di inang non-manusia dan kemudian melompat ke manusia.

Ini adalah bagaimana wabah virus corona sebelumnya telah muncul, dengan manusia tertular virus setelah terpapar langsung ke musang (SARS) dan unta (MERS).

Para peneliti mengusulkan kelelawar sebagai reservoir yang paling mungkin untuk SARS-CoV-2 karena sangat mirip dengan kelelawar virus corona.

Namun, tidak ada kasus penularan langsung kelelawar-manusia yang terdokumentasi, menunjukkan bahwa inang perantara kemungkinan terlibat antara kelelawar dan manusia.

Baca Juga: Dinyatakan Sembuh, PDP yang Positif COVID-19 Ini Sempat Mau Kabur dari RS

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI