Untuk memastikan lagi, dokter melakukan tes MRI. Sekali lagi, mereka pun menemukan adanya kerusakan di thalamus, serta di bagian-bagian korteks serebral.
Akhirnya dokter pun mendiagnosis wanita ini dengan ensefalopati nekrotikans akut. Apabila kondisi ini tidak ditangani akan berkembang menjadi masalah hati, defisit neurologis, serta koma pada pasien.
Meski dokter tidak bisa secara langsung mengatakan virus corona baru memicu penyakit otak langka tersebut, sebuah laporan baru-baru ini dalam jurnal The Lancet justru menunjukkan ada kasus sekelompok pasien Covid-19 tampaknya rentan terhadap badai sitokin yang terikat otak.
Selain itu, ada juga laporan kasus yang terbit dalam Cureus Journal of Medical Science menggambarkan seorang pasien virus corona baru berusia 74 dan tanda-tanda ensefalopati.
Baca Juga: Cinta Laura Bawa Pesan Positif dari Virus Corona
Pada titik ini, gejala neurologis potensial dari Covid-19 tidak dipahami dengan baik. Tetapi mereka harus menyelidiki lebih lanjut pada pasien, kata dokter dan pakar yang menuliskan kasus wanita ini ke jurnal Radiology pada Selasa (31/3/2020).
Apa itu ensefalopati nekrotikans?
Umumnya, kondisi ini berkembang setelah seseorang mengalami infeksi virus, seperti yang disebabkan oleh influenza A, influenza B dan virus herpes manusia 6, menurut GARD.
Infeksi ini dapat memicu apa yang disebut badai sitokin di otak, ketika zat-zat peradangan yang biasanya membantu tubuh melawan penyakit malah menjadi rusak dan merusak jaringan yang terinfeksi.
Badai sitokin menghancurkan jaringan yang mengelilingi pembuluh darah di otak, yang dikenal sebagai sawar darah otak, dan dapat menyebabkan pendarahan.
Baca Juga: 3 Hal yang Harus Disiapkan Jika Mengalami Gejala Corona dan Harus di Rumah