Cara menggunakan aplikasi EndCorona
Asesmen terdiri dari 10-11 pertanyaan yang nanti hasilnya bisa diketahui secara cepat, kurang lebih 2-3 menit. Hasilnya akan menunjukkan kerentanan Anda dalam empat kategori yakni risiko rendah, hati-hati, rentan dan sangat rentan.
Setelah itu nanti Anda akan diarahkan ke nomor WhatsApp helpine FKUI yang dikelola oleh Humas FKUI untuk membantu Anda untuk melakukan apa saja yang perlu dilakukan sesuai dengan tingkat kerentanan Anda. diklik akan langsung mengarah ke whatsapp FKUI yang dikelola oleh humas FKUI.
"Hasil ini merupakan berdasarkan oleh pengkajian mendalam tim pembimbing bersama tim kami, FKUI-RSCM, dari jurnal ilmiah, serta rekomendasi nasional maupun internasional yang berbasis UI. Jadi sudah melewati rangkaian yang cukup panjang untuk membuat satu set asesmen ini," jelas Arya.
Baca Juga: Gandeng Kemenkes dan Indosat, UGM Ciptakan Aplikasi Pelacak Pasien Covid-19
Fitur lainnya adalah belajar atau edukasi melalui WA Story atau Instagram Story dengan desain yang mudah dicerna oleh masyarakat. Konten edukasi seperti YouTube FKUI, pranala penting yang mengarah ke WHO, peta kasus Covid-19 baik global maupun Indonesia, UNICEF Indonesia, dan referensi.
EndCorona juga berpartner dengan beberapa penggalang dana sehingga pengguna juga bisa masuk dan berdonasi. Fitur lain yang lebih menarik adalah daftar helpline tak hanya dari 119, namun juga rumah sakit mulai dari Aceh, Yogyakarta, hingga Jakarta dan juga Dinas Kesehatan beberapa daerah.
Konten berita juga terdapat dalam aplikasi ini di mana berita yanf ditampilkan sudah dikurasi dan diseleksi dengan benar sesuai bukti yang ada.
Lalu statistik harian yang datanya diambil dari Kementerian Kesehatan dan juga data dari update Jubir Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto di setiap rentang pukul 4-5 sore.
Arya dan tim sudah mengkaji aplikasi ini selama satu bulan dan keunggulan yang ditawarkan adalah menggunakan sistem cloud yang cepat dan hampir tidak memerlukan pemeliharaan.
Baca Juga: Berbagi Tips dan Aplikasi Pendukung WFH Agar Lebih Produktif
"(Menggunakan cloud) karena waktu development yang sangat singkat dan memerlukan kita menggunakan teknologi yang sangat cepat. Dan cloud di sini menjamin aplikasi ini bisa diakses 24 jam dan setiap harinya," imbuh tim pengembang, Albertus Angga Raharja dari Fasilkom UI.
Soal apakah hasil asesmen nanti akurat atau bisa digunakan sebagai diagnosis, salah satu pembimbing dr. Eric Daniel Tenda, SpPD, FINASIM (Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI) menyatakan bahwa aplikasi ini hanya memberikan informasi apakah dia berisiko dan tidak akan menggantikan pemeriksaan fisik dan lainnya.
"Jadi aplikasi ini membantu memberikan pengertian terhadap risiko yang dimiliki. Namun tetap pemeriksaan fisik, laboratorium dan penunjang lainnya diperlukan," tegasnya.
Salah satu pembimbing lainnya, Prasandhya A. Yusuf, S.Si, M.T., Ph.D (Departemen Fisika Kedokteran FKUI / Klaster Medical Technology IMERI), juga menuturkan bahwa aplikasi ini menjadi upaya FKUI sebagai filter awal.
"Sehingga faskes-faskes tersebut tidak kewalahan didatangi oleh ODP dan PDP, bisa cek secara mandiri, lalu di situ akan diberikan suatu anjuran untuk pertama menghubungi helpline dari FKUI, dan juga menghubungi 119," tandasnya.