Stok Darah PMI Kurang, Golongan Darah A dan AB yang Paling Sedikit

Rabu, 01 April 2020 | 12:52 WIB
Stok Darah PMI Kurang, Golongan Darah A dan AB yang Paling Sedikit
Ilustrasi Stok Darah. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jumlah pasokan stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) menurun sebanyak 70 persen sejak pandemi Corona Covid-19 di Indonesia. Hal ini dipaparkan oleh Kepala PMI DKI Jakarta, dr. Salimar Salim, MARS kepada Suara.com.

Golongan darah yang paling sedikit, sambung dia, adalah golongan darah A dan AB. Dengan perkiraan dalam 300 kantong yang didapat tiap harinya sejak pandemi, golongan darah A hanya 30 persennya.

"(Golongan darah A) Cepat habis. Yang biasa habis memang dua itu," kata Salimar kepada Suara.com melalui sambungan telepon pada Rabu (1/4/2020).

Di Indonesia, lanjut dia, permintaan golongan darah AB juga cukup banyak. Mengingat pemilik golongan darah AB hanya 6,7 persen dari populasi. Sementara golongan darah O memegang populasi terbanyak, yakni 40 persen.

Baca Juga: Ajak Masyarakat Tetap Donor Darah, JK: Tak Ada Hubungannya dengan Covid-19

Sedangkan untuk golongan darah A dan B sama-sama hanya dimiliki 20 persen dari populasi.

Tindakan Pencegahan Penularan Covid-19 pada Palayanan Donor Darah
Tindakan Pencegahan Penularan Covid-19 pada Palayanan Donor Darah. (Palang Merah Indonesia)

Salimar menuturkan bahwa tidak ada stok tetap di PMI, karena begitu ada permintaan rumah sakit umumnya stok langsung habis. Setidaknya, pihak PMI menetapkan stok sementara untuk empat hari, sehingga kurang lebih ada 4000 kantong untuk memenuhi kebutuhan.

"Karena kalau terjadi apa-apa seperti banjir dan sebagainya, kita masih ada empat hari untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit. Jadi kalau misalnya hari-hari biasa nggak ngitung kantong, adanya stok sementara selama empat hari," terang Salimar.

Terjadinya penurunan pasokan stok darah sejak pandemi Corona Covid-19 membuat PMI kini hanya memiliki 300-400 kantong per hari. Menurut Salimar hal tersebut sangat miris, karena donor darah adalah hal yang tidak pernah berhenti dibutuhkan.

Kebutuhan darah menurutnya akan selalu ada, selain untuk operasi, juga untuk pasien penyakit lainnya seperti talasemia, kanker, dan lainnya yang membutuhkan transfusi darah.

Baca Juga: 6 Orang Baru Tahu Positif Corona Covid-19 setelah Donor Darah

Untuk menyiasati jumlah kantong yang berkurang, PMI dibantu oleh beberapa pihak seperti Dinas Perhubungan dan Pemda DKI Jakarta yang mengeluarkan imbauan dalam media sosial kepada masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI