Suara.com - Sebuah rumah sakit di Houston, Texas, menjadi yang pertama di Amerika Serikat yang merawat pasien sakit parah akibat Covid-19 menggunakan plasma darah berasal dari pasien yang pulih.
Plasma darah merupakan bagian cair dari darah yang membawa sel darah, agen pembekuan darah, oksigen dan komponen kunci lainnya, termasuk antibodi.
Setelah seseorang terinfeksi patogen, sel plasma akan menghasilkan antibodi untuk melawannya di waktu lain. Antibodi ini akan 'tinggal' dalam darah setelah infeksi mati.
Sebenarnya, metode pengobatan terapi plasma, yang memberikan plasma antibodi dari pasien pulih untuk orang-orang yang masih melawan infeksi ini memang bukan hal baru.
Baca Juga: Temuan Baru, Plasma Darah Bisa Dijadikan Obat Pasien Virus Corona COVID-19!
Dilansir Quartz, sebuah koalisi peneliti yang berkembang di lebih dari 40 institusi di Amerika Serikat telah bergabung dengan Proyek Plasma Convalescent 19 National Covid-19.
Proyek ini mengembangkan protokol yang dapat diikuti rumah sakit di Amerika untuk mengidentifikasi donor plasma dan memberikan perawatan.
Seorang ahli fisiologi di Mayo Clinic yang membantu mengorganisir proyek, Michael Joyner, mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui seberapa efektif pengobatan ini.
Data tentang berapa banyak pasien yang dirawat dan hasil mereka baru akan tersedia pada akhir minggu awal April ini, katanya.
"Pasien-pasien ini sakit parah, jadi perlu beberapa hari untuk mengetahuinya," tutur Joyner.
Baca Juga: Demi Puaskan Hobi Belanja, Perempuan Ini Rela Jual Plasma Darah
Para peneliti saat ini masih bekerja untuk memahami apa konsentrasi antibodi yang ideal untuk pengobatan, berapa lama yang dibutuhkan pasien untuk mengembangkan respons, dan berapa lama hal itu berlangsung.
Uji coba rumah sakit, yang direncanakan akan segera dimulai di Mayo Clinic, Johns Hopkins, dan Montefiore Medical Center, juga akan menjelaskan kapan pengobatan plasma paling efektif.
Meski masih diteliti, metode ini sudah disetujui oleh BPOM AS (FDA) pada 24 Maret 2020 sebagai pengobatan eksperimental terhadap pasien yang sakit kritis di klinik AS yang menerima otorisasi darurat.