Miris, PMI Alami Kekurangan Stok Darah 70 Persen Sejak Pandemi Corona

Rabu, 01 April 2020 | 11:38 WIB
Miris, PMI Alami Kekurangan Stok Darah 70 Persen Sejak Pandemi Corona
Ilustrasi donor darah. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penerapan pembatasan aktivitas dan sosial cukup berdampak pada jumlah pasokan stok darah yang diterima Palang Merah Indonesia (PMI) di tengah pandemi Covid-19 ini.

Dihubungi Suara.com, dr. Salimar Salim, MARS, Kepala PMI DKI Jakarta, mengatakan bahwa penurunan telah mencapai sekitar 70 persen dari jumlah kantong yang didapat per harinya.

"Jadi kalau misalnya kita dapat 1000 kantong per hari, ini kita dapat 300 kantong. Itu jelas sangat miris, karena memang kebutuhdan darah itu tidak pernah berhenti," jelasnya melalui sambungan telepon, Rabu (1/4/2020).

Diakui oleh Salimar, bahwa sejak awal Maret, pasokan stok darah mulai berkurang, mulai dari donor yang datang ke gedung PMI hingga yang mendonor di mobil-mobil unit penjemput bola.

Biasanya, menurut Salimar, dalam sehari, dengan dua cara tersebut, PMI bisa memenuhi 1000 kantong darah per hari untuk rumah sakit-rumah sakit di DKI Jakarta.

"Kita merasakan awal Maret sudah mulai banyak yang membatalkan, dengan alasan tidak boleh bergerombol, berkumpul banyak, jadi kita nggak berani, tidak menjamin kesehatan dari pendonor," katanya.

Tindakan Pencegahan Penularan Covid-19 pada Palayanan Donor Darah
Tindakan Pencegahan Penularan Covid-19 pada Pelayanan Donor Darah

Kebutuhan darah, menurutnya, akan selalu ada, selain untuk operasi-operasi, juga untuk pasien penyakit lainnya seperti talasemia, kanker, dan lainnya yang membutuhkan transfusi darah.

Untuk menyiasati pasokan stok darah yang berkurang, pihak PMI dan juga rumah sakit bisa meminta keluarga pasien untuk menjadi donor. "Itu sekarang yang terjadi," tambah Salimar.

"Alhamdulillah kita dibantu Pemda DKI di Instagramnya, untuk mengimbau siapa yang mau donor," lanjutnya lagi.

Baca Juga: Jasad Pasien Corona di Banyumas Ditolak Warga, Ganjar: Ini yang Terakhir

Cara itu kemudian berhasil mendatangkan bantuan seperti relawan-relawan siaga, atau jika ada yang mengundang mobil unit datang ke tempat mereka. Mereka menerapkan standar preventif terkait virus corona, baik di gedung PMI maupun di tempat lainnya.

Standar preventif yang mereka lakukan adalah dengan menyediakan thermal scanner. Sehingga siapapun baik karyawan, tamu, maupun donor yang memiliki suhu di atas 37,5 derajat celsius akan diminta pulang dan diberikan masker.

Setelah itu diminta juga mencuci tangan menggunakan sabun, disediakan hand sanitizer, lalu donor akan diminta untuk mengisi formulir yang juga di dalamnya ada pernyataan apakah pernah ke luar negeri di negara yang terdampak.

Ketika antre, jarak juga diatur sedemikian rupa agar berjarak kurang lebih satu meter. Seluruh karyawan juga harus mengenakan alat pelindung diri (APD) ketika berhadapan dengan donor. Selain itu, PMI juga mengupayakan kebersihan tempat.

Di gedung PMI juga dibagi dua area, yaitu yang di bawah untuk pemeriksaan dokter dan mengisi formulir. Sementara di atas hanya untuk pengambilan darah, dengan catatan juga dilakukan social distancing.

"Dengan kami imbau seperti ini, masyarakat mulai paham. Bahwa kita juga menjaga kesehatan para pendonor yang datang," kata Salimar.

Apabila dalam acara jemput bola menggunakan mobil unit, standar preventif juga tetap dilakukan dengan meninjau lokasi sehari sebelumnya untuk menentukan di mana akan meletakkan thermasl scanner, tempat cuci tangan, bagaimana penerapan social distancing, dan lain-lain.

Untuk pengaturan donor pun kini tidak lagi bergerombol, dengan perkiraan sekali donor 6 orang membutuhkan waktu 20-25 menit

"Jadi kalau tempatnya kecil, kita nggak bisa banyak. Kita 7 hari 24 jam, malam pun kita kunjungi. Kita aja kalau ada yang datang 10 pun kita datangin," tutur Salimar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI