Kisah Pasien Sembuh Corona, ke RS Naik Motor Sendiri hingga Merasa Kesepian

Rabu, 01 April 2020 | 06:40 WIB
Kisah Pasien Sembuh Corona, ke RS Naik Motor Sendiri hingga Merasa Kesepian
Ilustrasi virus Corona (coronavirus) Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ramadhista Akbar, gitaris dari grup musik Nidji mengunggah vlog tentang pengalaman sepupunya yang juga tercatat sebagai pasien dengan nomor kode 12 penderita Covid-19 di Indonesia.

Video tersebut ia unggah di kanal YouTube, Dapoer Gear, beberapa waktu lalu.

Adalah Yuri Wardhana alias Mitun, laki-laki asal Bandung yang baru saja selesai menjalani isolasi di RS Hasan Sadikin Bandung selama 17 hari.

Dalam video tersebut, Yuri menceritakan awal mula terjangkit virus corona jenis baru tersebut.

Baca Juga: Mamberamo Tengah Papua Lockdown karena Virus Corona: Demi Nyawa Manusia

Yuri mengaku sebagai salah satu dari penari yang berada di acara dansa yang diadakan di Kafe Amigos Jakarta, awal Maret lalu.

"Saat dansa di situ ada WNA, karena kita tahu ya anak-anak dansa sudah saling kenal satu sama lain, jadi sekalinya ada orang asing tuh kita sadar itu siapa," kata Yuri.

Akan tetapi Yuri tak mengingat apakah ia melakukan kontak dengan WNA tersebut atau tidak. Sepulang dari acara dansa, Yuri mengaku masih merasa sehat. Hanya saja ia merasakan sedikit sensasi seperti masuk angin serta flu tiga hari setelahnya.

Yuri pun memutuskan pulang ke Bandung, Jawa Barat. "Saya cuma demam dua hari terus batuk pilek, 5 hari sembuh, udah nggak ngerasa apa-apa," lanjutnya.

Dua minggu kemudian ia kembali ke Jakarta dan mendapati berita bahwa WNA tersebut dinyatakan positif virus corona saat kembali ke negaranya.

Baca Juga: Main Game, Perempuan Ini Rela Tinggalkan Suami Asli Demi Suami Online

Ia dan teman-temannya merasa sedih dan berusaha mengingat-ingat apakah mereka pernah berkontak dengan WNA tersebut.

Tak lama kemudian, pemerintah mengadakan tracing atau pelacakan pada klaster pertama di Jakarta guna mencari dan melakukan tes Corona Covid-19.

Tes ini terbatas untuk beberapa orang, namun Yuri mengajukan diri untuk dites, terutama karena ia memikirkan keluarganya di rumah.

Yuri kemudian mengikuti tes standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni tes swab atau pengambilan lendir di bagian hidung dan mulut serta mekakukan rontgen. Hasilnya ia dinyatakan sebagai pasien positif Corona Covid-19.

"Rontgen saya cuma sekali karena paru-paru saya bersih. Walaupun saya punya asma, saat saya positif saya nggak sesak napas. Swab rutin tiap hari," tutur Yuri.

Diisolasi Tanpa Adanya Hiburan

Tak lama setelah mendapatkan hasil positif, Yuri dihubungi pihak Dinas Kesehatan Bandung untuk menjalani isolasi di RS Hasan Sadikin Bandung pada 3 Maret 2020.

Akan tetapi Yuri menghindari untuk dijemput menggunakan ambulans dan memilih berangkat sendiri ke RS menggunakan motor di malam hari saat tengah gerimis lantaran takut membuat tetangga-tetangganya panik akan kedatangan ambulans dan serombongan orang memakai pakaian hazmat dan APD lengkap.

Ia sempat mengalami hal yang unik ketika bertanya pada satpam dan memberitahu satpam tersebut bahwa dirinya adalah pasien positif Corona Covid-19.

Satpam tersebut mendadak tidak ada di tempat setelah Yuri memarkirkan motor, dan ia kira kemungkinan masih ada stigma rasa takut pada pasien positif Corona Covid-19.

"Banyak yang parno kayak gitu, lihat saya kayak lihat setan. Kalau mereka tahu kan penularannya cuma dari droplet, selama saya nggak batuk di depan dia atau nggak bersin di depan dia atau menempelkan bekas dijilat ke muka dia itu nggak akan nular. Di situ saya ketawa, karena saya merasanya sehat ya, saya termasuk yang tanpa gejala," terang Yuri.

Ia juga menceritakan ruangan isolasi yang digunakannya adalah sebuah ruangan netral. Total selama 17 hari ia berada sendirian di dalamnya.

Seperti apa kisah Yuri selama dirawat di ruang isolasi? Simak kisah lengkapnya di halaman berikutnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI