Suara.com - Gadget atau gawai seakan telah digunakan oleh siapa saja tak peduli usia. Bahkan tak uslit bagi kita untuk menemukan anak-anak di bawah umur yang dibiarkan asik bermain dengan gawai oleh orangtuanya.
Alasan utama orangtua memberikan gawai adalah agar anak tetap tenang. Padahal banyak penelitian yang mengatakan bahwa membiarkan anak bermain gawai berjam-jam tak baik bagi perkembangannya.
Dan tahukah kamu, anak balita yang dibiarkan bermain gadget atau gawai berjam-jam ternyata memiliki susunan otak yang berbeda dari anak yang tidak bermain gadget?
"Menurut penelitian terbaru bahwa anak-anak usia 3-5 tahun yang terpapar layar gadget dan televisi selama lebih dari satu jam sehari tanpa keterlibatan oran tua, memiliki lebih bagian otak yang tidak teratur dan kurang berkembang," kata Praktisi kesehatan dari klikdokter dr. Martha Fitri Alextina dalam diskusi via pesan langsung di Whatsgrup Kalcare Kulwap, Selasa (31/3/2020).
Baca Juga: LIVE STREAMING: Konferensi Pers Presiden Joko Widodo soal Darurat Sipil
Martha menganjurkan agar anak di bawah usia dua tahun tidak terpapar gawai sama sekali. Sedangkan anak usia prasekolah diizinkan bermain alat elektronik asalkan dengan batasan waktu.
"Usia prasekolah baiknya tak main gadget lebih dari satu jam setiap hari," ucapnya.
Ada faktor lain juga yang bisa memengaruhi tumbuh kembang anak, lanjut Martha. Seperti pengalaman sehari-hari, respon yang diterima, asupan nutrisi, aktivitas, dan faktor genetik.
Martha menjelaskan bahwa otak balita sedang berfungsi dengan baik sampai usianya enam tahun atau disebut dengan absorbent mind. Saat itu, otak anak mampu menyerap 90 persen pengalaman dan informasi dari luar khususnya orangtua.
Oleh karena itu menjadi penting pula orangtua melakukan identifikasi kecerdasan anak sejak dini. Sebab jika tidak, kemungkinan kecerdasan yang dimiliki anak tidak terasah.
Baca Juga: 5 Obat Sakit Pinggang untuk Mengembalikan Kualitas Hidup
"Dan bisa menyulitkan anak saat akan mengembangkannya di usia sekolah atau dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang dan emosional maupun kemampuan yang tidak setara dengan anak usianya," papar Martha.