Pangeran Charles Dikabarkan Sembuh, Ketahui Obat Apa Saja untuk Covid-19

Selasa, 31 Maret 2020 | 10:34 WIB
Pangeran Charles Dikabarkan Sembuh, Ketahui Obat Apa Saja untuk Covid-19
Pangeran Charles (kanan) dan ibunya, Ratu Elizabeth duduk di takhta dalam sebuah acara di Parlemen Inggris, London pada 19 Desember 2019 lalu. [AFP/Paul Edwards]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pangeran Charles Dikabarkan Sembuh, Ketahui Obat Apa Saja untuk Covid-19

Kabar mengenai putra Ratu Elizabeth II, Pangeran Charles, sembuh dari Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona baru justru membuat masyarakat sangsi. Pasalnya, suami dari Camilla Parker Bowles tersebut baru menjalani masa karantina selama lima hari di rumahnya di Skotlandia.

Sebuah keterangan yang diklaim berasal dari Clarence House menyebut sang pangeran telah dua kali dites Covid-19 dan hasilnya negatif.

"Setelah berkonsultasi dengan dokternya, Pangeran Charles tidak lagi dikarantina," tutur seorang sumber kerajaan Inggris, dilansir novinite.com.

Baca Juga: Amerika Mulai Teliti Klorokuin Sebagai Obat Pencegah Corona Covid-19

Terlepas dari benar atau tidaknya kabar tersebut, beberapa waktu belakangan ini sudah cukup banyak pasien yang telah sembuh dari virus corona baru meski belum ada obat maupun vaksin untuk penyakit ini.

Untuk mengatasinya, dokter menggunakan sejumlah obat eksperimental yang sudah diuji terlebih dahulu.

Infografis Avigan obat Corona. (Dok. Suara.com)
Infografis Avigan obat Corona. (Dok. Suara.com)

Dilansir Live Science, berikut beberapa obat tersebut:

1. Avigan atau Favipiravir

Obat yang dikembangkan oleh Fujifilm Toyama Chemical di Jepang ini telah menunjukkan hasil menjanjikan dalam mengatasi Covid-19 untuk kasus paling ringan.

Baca Juga: 5 Hari Sembuh dari Covid-19, Pangeran Charles Minum Obat Khusus?

Avigan telah digunakan di Jepang untuk mengobati influenza dan telah disetujui sebagai obat eksperimental pada Februari 2020 untuk infeksi Covid-19.

Antivirus ini bekerja dengan mencegah virus tertentu bereplikasi dan dinilai telah memperpendek durasi virus serta meningkatkan kondisi paru-paru pasien yang dites. Namun, ini belum diterbitkan dalam jurnal sains.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI