Menyemprot Disinfektan di Area Outdoor, Adakah Efek Sampingnya?

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Senin, 30 Maret 2020 | 16:08 WIB
Menyemprot Disinfektan di Area Outdoor, Adakah Efek Sampingnya?
Rumah Ibadah di Makassar Dicuci Disinfektan. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama pandemi corona berlangsung, disinfektan menjadi hal yang kini familiar dengan masyarakat. Menyemprotkan cairan disinfektan dianggap ampuh untuk meminimalisir rantai penyebaran virus corona baru atau Covid-19.

Dilansir dari Sciencema.org, kata Juan Leon, seorang ilmuwan kesehatan lingkungan di Emory University, disinfektan rumah tangga biasa, termasuk sabun atau larutan pemutih yang diencerkan, dapat menonaktifkan virus corona pada permukaan dalam ruangan.

"Virus corona adalah virus yang diselimuti dengan lapisan lemak pelindung," kata Leon. Disinfektan merobek lapisan lemak itu dan membuat virus corona "cukup lemah" dibandingkan dengan norovirus dan virus umum lainnya yang memiliki cangkang protein lebih kuat.

Namun, bagaiamana dengan menyemprot disinfektan di area outdoor? Menurut berbagai laporan berita lokal termasuk Shanghai dan Gwangju, Korea Selatan, disinfektan paling umum digunakan untuk outdoor adalah larutan encer natrium hipoklorit, atau produk pemutih rumah tangga.

Baca Juga: Inikah 'Lockdown' ala Belanda yang Bakal Diadopsi Karantina Wilayah RI?

Tetapi tidak jelas apakah pemutih dapat merusak virus corona di luar ruangan. Dan jika itu membunuh mereka di permukaan benda, tidak jelas apakah itu akan membunuh virus di udara.

Sebab, pemutih sendiri rusak di bawah sinar ultraviolet (UV). Kemudian lagi, kata Leon, sinar UV tampaknya juga menghancurkan virus corona.

Di sisi lain, mungkin ada efek samping bila desinfeksi menyebar luas dengan pemutih, kata Julia Silva Sobolik, seorang mahasiswa pascasarjana di laboratorium Leon.

"Pemutih sangat mengiritasi selaput lendir," kata Sobolik. Itu berarti orang yang terpapar disinfektan yang disemprotkan, terutama pekerja yang menyemprotkannya, berisiko mengalami masalah pernapasan, di antara penyakit lainnya.

Warga Banteng Baru lakukan penyemprotan disinfektan secara mandiri.[Dokumentasi pribadi]
Warga Banteng Baru lakukan penyemprotan disinfektan secara mandiri.[Dokumentasi pribadi]

Sobolik mencatat bahwa penelitian Oktober 2019 di JAMA Network Open menemukan bahwa perawat yang secara teratur menggunakan disinfektan untuk membersihkan permukaan berisiko lebih tinggi terkena penyakit paru obstruktif kronik.

Baca Juga: Jokowi Minta Pasokan Rapid Test Cukup saat Pembatasan Sosial Skala Besar

Bahkan dalam siaran televisi baru-baru ini oleh CCTV negara di China, Zhang Liubo, seorang peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, memperingatkan masyarakat akan disinfeksi outdoor.

"Permukaan luar, seperti jalan, lapangan, halaman rumput, tidak boleh disemprotkan dengan desinfektan berulang kali. … Menyemprotkan disinfektan ke area yang luas dan berulang kali dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan harus dihindari," ujarnya.

Mengesampingkan fakta bahwa disinfektan juga dapat memberi efek buruk, menurut Leon hal terbaik untuk tetap dilakukan dalam mencegah penyebaran virus corona adalah menerapkan saran kebersihan standar.

Yakni tetap di rumah jika Anda sakit, kurangi kontak dekat dengan orang lain, pastikan untuk menutup mulut jika bersin atau batuk, dan cuci tangan secara teratur selama setidaknya 20 detik. "Tampak sederhana namun efektif," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI