3 Fakta Tentang Alat Bantu Pernapasan, Penyambung Hidup Pasien Covid-19

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 30 Maret 2020 | 13:10 WIB
3 Fakta Tentang Alat Bantu Pernapasan, Penyambung Hidup Pasien Covid-19
Ilustrasi pasien menggunakan alat bantu pernapasan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - 3 Fakta Tentang Alat Bantu Pernapasan, Penyambung Hidup Pasien Covid-19

Pasien virus Corona Covid-19 dengan gejala ringan disarankan untuk mengisolasi diri di rumah. Namun bagi mereka yang memiliki gejala sedang hingga berat, harus dirawat di rumah sakit karena membutuhkan alat bantu pernapasan.

Dilansir DW Indonesia, sekitar 20 persen pasien yang terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 terserang saluran pernapasan bagian bawahnya, termasuk paru-paru. Kondisi pasien bisa dengan cepat menjadi kritis. Dalam kasus berat, pasien harus dirawat di ruang intensif dan diberi alat bantu pernapasan.

Masalah yang muncul adalah terbatasnya jumlah ranjang perawatan yang dilengkapi mesin alat bantu pernapasan atau respirator.

Baca Juga: Turut Perangi Corona, ACC Salurkan Alat Bantu Kesehatan

Negara industri maju di Eropa seperti Italia dan Spanyol menunjukkan gawatnya problem di saat krisis wabah virus corona Covid-19.

Tugas dokter kini bertambah, dengan harus menentukan, pasien mana yang mendapat alat bantu pernapasan dan mana yang tidak.

1. Siapa yang mendapat prioritas menggunakan alat bantu pernapasan?

Alat bantu pernapasan sangat dibutuhkan, jika pernapasan spontan alamiah tidak lagi mampu memberikan asupan oksigen dan mengeluarkan CO2 atau karbon dioksida dari paru-paru.

Pernafasan buatan dibantu mesin bisa menyelamatkan nyawa. Jika pernapasan alami terhenti, organ tubuh terpenting tidak lagi mendapat asupan oksigen. Dalam waktu bersamaan, karbon dioksida tidak lagi dikeluarkan lewat paru-paru.

Baca Juga: Pastor Katolik Positif Corona Wafat Usai Tolak Respirator Demi Pasien Lain

Ilustrasi pasien menggunakan alat bantu pernapasan. (Shutterstock)
Ilustrasi pasien menggunakan alat bantu pernapasan. (Shutterstock)

Dalam waktu singkat setelah pernapasan terhenti, jantung juga akan berhenti berdetak. Sirkulasi darah dan metabolisme berhenti. Pasien akan meninggal dalam hitungan menit.

Pasien dalam kondisi gawat darurat dan nyawa pasien terancam seperti itulah yang mendapat prioritas alat bantu pernapasan. Asosiasi dokter Jerman telah tetapkan pedoman hidup atau mati pasien corona.

Selanjutnya: Cara kerja alat bantu pernapasan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI