Suara.com - Cairan disinfektan dipercaya dapat mencegah dan membunuh penyebaran virus corona penyebab sakit Covid-19. Bahkan saat pemerintah memulangkan WNI dari Wuhan pada Januari lalu, cairan disinfektan itu langsung disemprotkan ke tubuh para WNI yang baru turun dari pesawat.
Namun ternyata, tindakan tersebut justru dianggap berbahaya.
Menurut seorang ahli nutrisi dokter Tan Shot Yen, cairan disinfektan hanya untuk benda mati dan bukan untuk tubuh manusia.
"Disinfektan itu diperuntukkan untuk benda mati dengan perlakuan yang benar. Disinfektan tidak diperuntukkan untuk tubuh manusia," kata Tan kepada Suara.com, Minggu (29/3/2020).
Baca Juga: Kasus Menurun Drastis, Ini Kunci Korea Selatan Mengatasi Pandemi Corona
Tan juga mengkritisi tindakan pemerintah daerah yang justru membuat bilik desinfektan seperti yang dilakukan Walikota Surabaya Tri Rismaharini.
Ia menyampaikan bahwa tindakan itu tidak sesuai dengan pedoman Badan Kesehatan Dunia WHO.
Meski virus corona dianggap bisa menyebar di udara, penyemprotan disinfektan dan alkohol dalam jumlah besar berpotensi berbahaya bagi manusia dan harus dihindari.
"Hentikan penyemprotan desinfektan! Siapa ya yang pertama kali ngajarin nyiram-nyiram manusia semprot dengan desinfektan? Tas disemprot, jalan disemprot, rumah disemprot. Boros, gak efektif, bahaya untuk anak-anak dan gak masuk akal," tuturnya.
Sementara itu, mengutip dari Panduan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi COVID-19 yang diterbitkan WHO pada 21 Maret 2020, tertulis bahwa pembersihan dan penggunaan disinfeksi pada lingkungan dan ditingkat rumah sakit direkomendasikan terhadap benda yang sering disentuh.
Baca Juga: Korban Corona di Jakarta Semakin Bertambah, 4 Pasien Lagi Meninggal Dunia
Seperti sakelar lampu, gagang pintu, tempat tidur, meja, dan telepon.
Kamar mandi juga harus dibersihkan setidaknya dua kali setiap hari dan ketika kotor. Permukaan yang terlihat kotor harus dibersihkan terlebih dahulu dengan deterjen.