Duh, Pakar Sebut Virus Sejenis Corona Akan Semakin Banyak di Masa Depan

Jum'at, 27 Maret 2020 | 17:40 WIB
Duh, Pakar Sebut Virus Sejenis Corona Akan Semakin Banyak di Masa Depan
COVID-19 mampu membajak sel inang untuk mereplikasi, menciptakan ribuan salinannya sendiri hingga sel inang kewalahan dan secara efektif membunuh dirinya sendiri [NIAID].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Virus corona atau Covid-19 memang bukan wabah penyakit pertama yang membelit masyarakat dunia. Sebelum virus corona, ada SARS, MERS, dan flu burung. Tapi garis besarnya, semua adalah virus zoonotik, atau virus yang berasal dari hewan.

Ahli Kesehatan Hewan Tri Satya Putri Naipospos mengatakan virus corona kemungkinan hanyalah salah satu virus yang diidentifikasi sebagai puncak gunung es. Dan di masa depan kemungkinan virus-virus ini akan semakin banyak.

"Virus-virus corona yang telah diidentifikasi mungkin hanyalah suatu puncak gunung es, dengan potensi menyebabkan lebih banyak lagi kejadian zoonotik yang baru dan berat di masa depan," ujar Tri Satya dalam teleconference Earth Hour 2020, Jumat (27/3/2020).

Ia mengatakan virus-virus zoonosis ini akan terus berkembang dan bermutasi, bertukar komponen satu dengan yang lainnya. Lalu, setelahnya terbentuklah virus baru. Virus ini ada pada hewan, tapi karena perilaku manusia pada akhirnya virus ini berpindah dan menyerang manusia.

Baca Juga: Pakar Amerika Ingatkan Risiko Infeksi Berulang Pandemi Virus Corona, Waduh!

"Virus-virus yang zoonotik dapat melompati hambatan spesies dan utamanya berbahaya bagi manusia, oleh karena sistem imun kita belum mengetahui bagaimana cara memerangi virus baru tersebut," ungkapnya.

Terlepas dari perubahan lingkungan, kata Tri, perilaku buruk manusia itu sendirilah yang memicu virus berbahaya berpindah ke manusia, seperti merusak habitat hewan, penebangan pohon, penambangan, urbanisasi, hingga perburuan satwa liar.

Seperti diketahui, beredar luas informasi yang mengatakan virus corona ada di tubuh kelelawar, dan media hewan perantaranya adalah trenggiling atau pangolin, yang dikenal sebagai binatang bersisik tertutup dan nokturnal yang menggulung dirinya menjadi bola ketika terancam.

"Binatang ini jarang terlihat di alam liar, dan sangat sulit dibesarkan dalam penangkaran. Namun, trenggiling menjadi mamalia liar yang paling banyak diperdagangan di dunia," ungkapnya.

"Lebih dari 200.000 diperkirakan diambil dari alam liar setiap tahun di Afrika dan Asia," tutup Tri.

Baca Juga: Kuku Panjang Percepat Penularan Virus Corona, Ini Tips Potong yang Benar

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI