Anak-anak dengan masalah kesehatan mental yang sudah ada sebelumnya juga berisiko lebih tinggi untuk masalah kesehatan mental yang lebih lama.
Raviv menjelaskan, ada tiga bagian penting untuk mendukung ketahanan anak dalam menghadapi keadaan yang penuh tekanan. Pertama, memastikan keamanan fisik dan emosional.
Ini termasuk memastikan kebutuhan fisik mereka terpenuhi seperti makanan, tempat tinggal, perawatan kesehatan. Serta memberikan keamanan emosional dengan memberikan informasi yang akurat dalam bahasa yang sesuai usia.
Kedua, membangun dan menjaga hubungan yang sehat. Ini termasuk membangun dan memperkuat koneksi dengan orang dewasa. Seperti pengasuh, anggota keluarga, guru, dan pelatih serta teman sebaya.
Baca Juga: Aktivitas di Rumah Aja Ala Yuni Shara, Berjemur Hingga Masak Bareng Anak
"Juga, menghubungkan ke komunitas yang lebih besar, seperti kelompok atau sekolah berbasis agama, juga dapat membantu anak-anak membangun ketahanan mentalnya," kata Raviv.
Ketiga, keterampilan pendukung dan pengajaran untuk mengatasi dan mengatur emosi, dalam menghadapi hal ini stres dan lainnya. Ini termasuk membantu anak-anak belajar bagaimana mengekspresikan emosi dalam kata-kata, terlibat dalam kegiatan positif.
Raviva mengatakan, jika anak mengalami gejala stres seperti di atas selama sebulan, sebaiknya orang tua mencari bantuan profesional.
Jika kekhawatiran yang lebih mendesak muncul, seperti pemikiran kematian atau bunuh diri, perilaku yang merugikan diri sendiri, atau orang-orang di sekitarnya, keluarga harus menghubungi dokter anak atau penyedia layanan kesehatan mental untuk meminta nasihat.
Baca Juga: Staf Medis Jadi Korban Stigma, Diusir Tetangga sampai Anak Diteriaki Corona