Anjuran Jaga Jarak Kini Jadi 2 Meter, Apa Alasannya?

Kamis, 26 Maret 2020 | 17:44 WIB
Anjuran Jaga Jarak Kini Jadi 2 Meter, Apa Alasannya?
Ilustrasi physical distancing alias jaga jarak. [ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anjuran Jaga Jarak Kini Jadi 2 Meter, Apa Alasannya?

Pemerintah tidak bosan-bosan mengingatkan jaga jarak alias physical distancing sebagai cara terbaik mencegah penularan virus corona Covid-19.

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan jika droplet atau percikan ludah bisa mencapai radius 1,5 meter. Dan ini berbahaya jika droplet itu mengandung virus.

"Oleh karena itu menjaga jarak untuk setiap kegiatan komunikasi ini menjadi penting, droplet atau percikan ludah (lendir) pada saat orang sakit ini sedang bersin atuk, itu bisa menyebar merata pada radius sampai satu setengah meter," ujar Yurianto di Graha BNPB, Jakarta Timur, Kamis (26/3/2020).

Baca Juga: Besesanding Besesandingon, Tradisi Jaga Jarak Orang Rimba Tangkal Penyakit

Karena percikan ludah atau lendir bisa mencapai 1,5 meter, maka jaga jarak paling aman adalah sejauh 2 meter.

"Oleh karena itulah yang harus kita jaga lebih dari 1 setengah meter atau lebih lengkap lagi kurang lebih 2 meter ini (jarak) yang harus dipertahankan," jelasnya.

Pemberlakuan jarak ini tidak perlu melihat dari mana asal orang tersebut. Seperti DKI Jakarta dengan kasus terbanyak, karena tolak ukur itu bukan jaminan. Mengingat, carier atau pembawa virus corona kebanyakan tidak bergejala atau tidak sakit.

"Artinya siapapun mereka, kita juga harus meyakini karena tidak seluruhnya sebagai pembawa virus ini nampak sebagai orang yang sakit. Sering kali kita dapatkan orang tersebut tidak nampak sakit ataupun hanya terlihat seperti sakit ringan," terangnya.

Ilustrasi Physical Distancing. [Shutterstock]
Ilustrasi Physical Distancing. [Shutterstock]

Sementara itu Yurianto kembali mengungkap bertambahnya jumlah kasus positif Covid-19. Per Kamis 26 Maret 2020 ada tambahan sebanyak 103 kasus baru. Sehingga jumlah total kasus positif di Indonesia mencapai 893.

Baca Juga: Warkop di Mojokerto Kurangi Jumlah Meja dan Kursi karena Jaga Jarak Corona

"(Penambahan kasus) masih didominasi banyak di DKI, sementara di Sulawesi Selatan penambahan cukup banyak 14 orang, ini jadi atensi sekalian," jelas Yuri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI