"Coba lihat ini sebagai kesempatan baru. Sekarang kita lebih banyak di rumah; Kita bisa menjalin hubungan lebih dekat dengan saudara atau teman yang sudah lama tidak berkomunikasi. Dalam setiap krisis selalu ada kesempatan," tambahnya.
3. Tetap pada rutinitas
Psikolog Vaile Wright mengatakan kita tidak boleh meremehkan rutinitas. Jadwal dan rutinitas membantu kita lebih tenang dan memberi kesan kehidupan normal seperti biasa.
"Untuk mempersiapkan diri secara mental, kita harus melakukan hal-hal seperti perawatan diri. Penting untuk mempertahankan rutinitas, tidur pada waktu yang sama setiap malam dan bangun di pagi hari seperti hari kerja biasa. Jangan perlakukan seperti hari libur. Tetap mandi dan berdandan. Makan pada waktu yang sama," ujar Wright.
Baca Juga: Merasa Timbul Gejala Usai Membaca Berita Virus Corona? Jangan Panik Dulu
4. Sering FaceTime dan Skype
Psikiater Irina Meliksetyan menambahkan cara seseorang merespon situasi krisis sangat tergantung pada tipe psikologis mereka.
"Lebih sulit bagi para introvert yang sudah punya rasa cemas hidup dalam stres terus menerus. Mereka sangat merasa terisolasi karena tidak bisa bertemu dengan orang-orang yang biasa mereka andalkan. Tapi untungnya sekarang kita punya teknologi -- telepon, Skype dan FaceTime. Ini membantu kita untuk tetap berkomunikasi dengan orang-orang terkasih, untuk menunjukkan belas kasihan, untuk memperlihatkan kita peduli dan mengetahui bahwa orang lain peduli pada kita," kata Irina.
5. Lakukan teknik pernapasan
Dalam serangan panik yang lebih parah, bernapas dengan benar bisa mengurangi tingkat stres dan kecemasan.
Baca Juga: Pemerintah Minta Masyarakat yang Merasa Tertular Covid-19 Jangan Panik
"Tarik napas, dengan sangat perlahan. Lalu hembuskan napas. Lakukan sedikitnya tiga kali -- dan kita akan merasakan kecemasan berkurang perlahan-lahan. Coba untuk tetap bersikap positif, tetap tenang. Ini hanya sesuatu yang kita semua perlu lalui," imbuhnya. [VOA Indonesia]